Peneliti menyebut bahwa jenis virus paling agresif dapat menciptakan viral load hingga 270 kali lebih banyak dibandingkan jenis yang paling lemah.
"Sars-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," ungkap peneliti, menurut Post seperti dilansir dari dailymail.co.uk.
Meski begitu, mutasi yang lebih ringan tidak berarti risiko kematiannya juga rendah.
Dua pasien di Zhejiang, satu berusia 30-an dan satu berusia 50-an, mengalami sakit parah setelah tertular jenis virus yang lebih lemah.
Meskipun keduanya pulih, pasien yang lebih tua membutuhkan perawatan intensif rumah sakit.
Baca Juga: Niat Baik Mengedukasi Mengenai Corona, Aliya Rajasa Justru Panen Cibiran Pedas Warganet, Kenapa ya?
Para peneliti mendeteksi adanya sekitar 30 mutasi secara total.
Pasien positif corona seringnya menerima perawatan yang sama di rumah sakit, terlepas jenis virus apa yang ada di tubuh mereka.
Menurut peneliti, pasien memerlukan upaya penanganan yang berbeda tergantung jenis virus yang ada di tubuh mereka.
"Pengembangan obat dan vaksin, meski mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi ini ... untuk menghindari kemungkinan jebakan," kata peneliti.