Fakta Mengejutkan Kembali Datang! Peneliti Sebut Virus Corona Telah Bermutasi Jadi 30 Jenis Baru, Dari yang Lebih Ringan Hingga Paling Mematikan
SajianSedap.com - Merebaknya wabah virus corona atau covid-19 semakin jadi sorotan dunia.
Bagaimana tidak, virus corona kini bahkan telah menyebar hingga ke 210 negara di dunia.
Para peneliti baru-baru ini mengungkapkan fakta mengejutkan terkait virus corona.
Dilansir dari dailymail.co.uk, virus corona disebut bisa bermutasi hingga 30 jenis.
Temuan itu diungkapkan oleh tim peneliti China dari Universitas Zhejiang.
Tim peneliti mengatakan bahwa ada puluhan jenis virus, yang dikenal sebagai SARS-COV-2.
Dari puluhan jenis, virus yang paling mematikan ditemukan di berbagai negara.
Baca Juga: Sayur Lodeh, A Fulfilling Javanese Soup for Easy and Quick Lunch!
Baca Juga: Healthy and Hassle-Free, 4 Food Trends You Will See Everywhere in 2020, According to Food Experts
Mutasi Virus Corona
Jenis virus di China adalah beberapa yang paling berbahaya.
Virus itu kemudian menyebar ke beberapa negara Eropa, termasuk Italia dan Spanyol.
Virus yang lebih lemah atau dianggap tidak berbahaya justru ditemukan di Amerika Serikat.
Para peneliti mengungkapkan bahwa temuan mereka adalah hal pertama yang menunjukkan bahwa mutasi dapat mempengaruhi keparahan penyakit.
Selain itu, virus mematikan yang menyebar di Italia dan Spanyol disebut dapat membunuh sel di tubuh manusia.
Menurut peneliti, hal itulah yang menyebabkan angka kematian di Italia dan Spanyol tergolong sangat tinggi.
Dilansir dari worldometers.info, Spanyol mencatat angka kematian 20.852 per Selasa (21/4/2020).
Sedangkan, Italia mengkonfirmasi ada 24.114 orang meninggal karena virus corona di negara tersebut.'
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
Peneliti menyebut bahwa jenis virus paling agresif dapat menciptakan viral load hingga 270 kali lebih banyak dibandingkan jenis yang paling lemah.
"Sars-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," ungkap peneliti, menurut Post seperti dilansir dari dailymail.co.uk.
Meski begitu, mutasi yang lebih ringan tidak berarti risiko kematiannya juga rendah.
Dua pasien di Zhejiang, satu berusia 30-an dan satu berusia 50-an, mengalami sakit parah setelah tertular jenis virus yang lebih lemah.
Meskipun keduanya pulih, pasien yang lebih tua membutuhkan perawatan intensif rumah sakit.
Baca Juga: Niat Baik Mengedukasi Mengenai Corona, Aliya Rajasa Justru Panen Cibiran Pedas Warganet, Kenapa ya?
Para peneliti mendeteksi adanya sekitar 30 mutasi secara total.
Pasien positif corona seringnya menerima perawatan yang sama di rumah sakit, terlepas jenis virus apa yang ada di tubuh mereka.
Menurut peneliti, pasien memerlukan upaya penanganan yang berbeda tergantung jenis virus yang ada di tubuh mereka.
"Pengembangan obat dan vaksin, meski mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi ini ... untuk menghindari kemungkinan jebakan," kata peneliti.
Kasus virus corona di Amerika Serikat
Diketahui, banyak kasus positif corona di Amerika Serikat berasal dari Eropa.
Sedangkan, jenis virus mematikan yang berasal dari Wuhan, China, justru menyebar di Pantai Barat.
Kasus virus corona pertama yang tercatat di Amerika disebut-sebut berasal dari Eropa.
Hal itu tak disadari warga New York selama berminggu-minggu sebelum kasus pertama di negara itu dikonfirmasi.
Jenis virus Eropa inilah yang mendorong sebagian besar infeksi di Amerika, sekarang terkonsentrasi di New York dan Pantai Timur.
Analisis baru dari Icahn School of Medicine mengungkapkan bahwa jenis virus itu berbeda dengan jenis virus yang ada di China.
Sementara itu, kasus positif corona di Amerika Serikat mencapai 792.938 hingga Selasa (21/4/2020).
Angka kematian di negara tersebut tercatat sebanyak 42.518, sedangkan pasien yang sembuh berjumlah 72.389.
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Babak Baru Virus Corona, Peneliti Sebut Ada 30 Jenis Virus, Paling Mematikan Ditemukan di Negara Ini