Clara mengalami bercak merah, bengkak, dengan rasa terbakar yang tidak biasa setelah berhubungan seks dengan suaminya.
Pada awalnya Ia mengira bahwa dirinya sudah tertular penyakit menular seksual.
Baca Juga: Turunkan Risiko Mandul, Buah Tomat Membuat Kualitas Sperma Jadi Subur
Setelah ditelusuri oleh dokter, ternyata perempuan asal California ini hanya mengalami hipersensitivitas terhadap reaksi protein yang ada di dalam sperma suaminya.
Menurut Direktur Ryan Family Planning Clinic di Oregon Health and Science University Portland, Paula Bednarek, alergi sperma memang tidak umum.
Pasalnya, hanya satu di antara 40.000 perempuan yang mengalaminya.
"Sperma mengubah keseimbangan pH dalam vagina untuk beberapa wanita, sehingga menimbulkan iritasi, pembengkakan, bahkan gatal-gatal," tutur Bednarek.
Hal yang senada juga diungkapkan Linda Ford, pakar alergi di Nebraska Medical Center di Omaha yang juga mantan presiden American Lung Association.
Ford mengatakan, "Mungkin selama 30 tahun, hanya ditemukan sekali.”.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.