Dengan istrinya, Ia merasa seperti ‘hanya teman sekamar’ daripada seperti pasangan suami istri.
Menurut situs Columbia University, pengobatan terbaik untuk kondisi ini adalah dengan mengenakan kondom.
Namun ternyata, Clara tetap mengalami gejala alergi dengan cara tersebut.
Baca Juga: Mitos Menelan Sperma Bisa Perpanjang Umur dan Percepat Kehamilan? Ini Fakta Sebenarnya
Cara lainnya adalah dengan mengisolasi protein tertentu dalam cairan semen suami, lalu melakukan tes kulit untuk menentukan zat apa yang memicu alergi.
Cara ini akan mengurangi sensitivitas perempuan terhadap protein sperma
Clara dan suaminya menjalani metode desensitisasi yang disebut dengan intravaginal graded challenge untuk mengatasi problematika ini.
Metode ini mengencerkan sperma sehingga suami hanya akan menginjeksikan sperma dengan konsentrasi yang sangat rendah lalu disuntikkan ke vagina istri.
Setelah menjalani metode desensitisasi, Clara dan suaminya diminta melakukan hubungan seks dalam waktu 12 jam setelahnya.
Metode ini cukup berhasil, karena setelah berhubungan, reaksi alergi Clara berkurang.