Beredar Kabar Nasi yang Disimpan Dalam Kulkas Selama 12 Jam Lebih Sehat Daripada Nasi Panas, Benarkah Demikian? Begini Kata Peneliti

By Siti Afifah, Senin, 20 Juli 2020 | 07:15 WIB
Nasi dingin dipercaya lebih sehat dari pada nasi panas, begini penjelasan peneliti yang diluar dugaan (Kompas.com)

Beredar Kabar Nasi yang Disimpan Dalam Kulkas Selama 12 Jam Lebih Sehat Daripada Nasi Panas, Benarkah Demikian? Begini Kata Peneliti

SajianSedap.com - Belakangan, nasi dianggap sebagai makanan yang kurang menyehatkan bag tubuh. 

Padahal, selama ini orang Indonesia tentu saja tak bisa dipisahkan dari nasi.

Makin enak lauknya, konsumsi nasi putih jadi makin banyak.

 

Namun belakangan, ada yang bilang, nasi tinggi kalori sehingga membuat tubuh jadi gemuk.

Ada juga yang bilang kalau nasi menjadi penyebab penyakit diabetes nomor satu.

Baca Juga: Sayur Lodeh, A Fulfilling Javanese Soup for Easy and Quick Lunch!

Baca Juga: Healthy and Hassle-Free, 4 Food Trends You Will See Everywhere in 2020, According to Food Experts

Tapi, tahukah Anda kalau ada fakta yang menyebutkan konsumsi nasi dalam keadaan dingin jauh lebih sehat untuk tubuh?

Benarkah hal itu?

Nasi Dingin Lebih Baik?

Mengonsumsi nasi memang paling nikmat dalam keadaan panas atau hangat.

Tapi tahukah kamu kalau ternyata makan nasi yang sudah dingin justru lebih bagus bagi sebagian orang?

Hal ini seperti yang dilansir dari TribunStyle melalui Smith Sonian Mag.

Nasi putih

 

Ternyata, makan nasi dingin sangat disarankan untuk para penderita diabetes.

Baca Juga: Merinding! Seorang Satpam Nekat Makan Nasi Padang Pakai Obat Nyamuk, Kisah Dibaliknya Ternyata Bikin Geram

Baca Juga: Hati-hati! Nasi Merah Ternyata Lebih Berbahaya Daripada Nasi Putih, Begini Kata Peneliti

Alasannya, kandungan karbohidrat yang terdapat pada nasi yang dingin ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan nasi yang masih panas.

Sehingga ketika dikonsumsi maka glukosa yang masuk dalam tubuh akan jauh lebih sedikit.

Jadi penderita diabetes tidak perlu khawatir kadar gula akan naik.

Namun, pada orang dengan kondisi kesehatan normal, nasi dingin atau panas tidak akan jadi masalah. 

Nasi panas pun tidak akan menyebabkan lonjakan gula darah yang terlalu berlebihan. 

Jadi, kebenaran isu ini tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing orang, ya.

 Baca Juga: Selama Ini Kita Salah, Makan Nasi Padang Ternyata Ada Tekniknya! Begini Caranya Agar Bisa Berikan Manfaat Tak Terduga untuk Tubuh

Baca Juga: Waspada! Mencuci Beras di Wadah Rice Cooker Ternyata Bisa Picu Hal Mengerikan Ini Untuk Tubuh! Hindari Sekarang Juga

Cara Masak Nasi dengan Mengurangi Kalori

Kabar baik untuk yang sedang diet namun masih ingin makan nasi.

Tim peneliti dari College of Chemical Sciences di Sri Lanka yang dipimpin oleh Sudhair James menemukan cara memasak nasi yang bisa mengurangi kalorinya hingga 50 persen.

Dipaparkan oleh James dalam National Meeting and Exposition of the American Chemical Society pada bulan Maret 2015, metode memasak nasi ini sangat sederhana. 

Anda hanya perlu sepanci air mendidih.

Lalu, masukkan satu sendok teh minyak kelapa untuk setiap setengah cangkir beras yang dimasak sebelum Anda memasukkan berasnya.

"Setelah matang, kita biarkan dingin di kulkas selama 12 jam. Begitu saja,” ujar James kepada Washington Post 25 Maret 2015.

Baca Juga: Bikin Pangling! Okky Lukman Bocorkan Rahasia Turun 20 Kg Tanpa Diet, Masih Bisa Makan Nasi Padang, Loh!

Baca Juga: Cara Masak Nasi Gurih dan Empuk Ala Restoran, Dijamin Tidak Mudah Basi dan Berbau dengan 4 Langkah Ini

Nasi yang lebih rendah kalori ini kemudian hanya perlu dipanaskan di dalam microwave untuk dikonsumsi.

Anda mungkin heran, bagaimana mungkin metode ini bisa mengurangi kalori nasi hingga 50 persen?

Seperti yang diketahui, pati terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu pati tercerna (digestible starch) dan pati resistan (resistant starch).

Pati tercerna adalah tipe yang dengan cepat dikelola oleh tubuh menjadi glukosa dan disimpan menjadi lemak bila tidak dibakar.

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini

 

Sementara itu, pati resistan tidak dipecah menjadi glukosa dan melewati usus seperti serat sehingga memiliki kalori yang lebih rendah.

Nasi dan kentang pada awalnya mengandung banyak pati resistan.

Namun, cara memasak kita sering kali mengubah pati di dalam kentang dan nasi menjadi pati tercerna.

Nah, dalam penelitian-penelitian sebelumnya, para ahli menemukan bahwa nasi goreng dan nasi pilaf mengandung lebih banyak pati resistan daripada nasi yang dikukus atau direbus biasa.

Baca Juga: Cara Masak Nasi Hitam Bisa Sepulen Nasi Putih dengan Rice Cooker, Dijamin Enak dan Juga Lebih Sehat

Baca Juga: Selama ini Kita Salah, Penelitian Terbaru Menunjukan Jika Nasi Bukan Penyebab Utama Tubuh Gemuk

Sebuah studi pada tahun 2014 juga menemukan bahwa mendinginkan pasta sebelum dipanaskan kembali dan dimakan juga meningkatkan kandungan pati resitan di dalamnya.

Berbekal pengetahuan tersebut, James dan pembimbingnya Pushparajah Thavarajah melakukan berbagai eksperimen untuk menurunkan kandungan kalori di dalam nasi.

Mereka menguji coba delapan metode memasak nasi menggunakan 38 jenis beras di Sri Lanka, dan menemukan bahwa metode di atas adalah yang paling efektif.

Dengan menambahkan lemak, seperti minyak kelapa, dan langsung mendinginkan nasi, kandungan pati di dalamnya berubah menjadi lebih banyak yang resistan.

Dalam siaran persnya, James menjelaskan, mendinginkan (nasi) dengan cepat selama 12 jam menyebabkan formasi ikatan hidrogen antara molekul amilosa yang berada di luar butiran nasi sehingga mengubahnya menjadi pati resistan.

Lalu, memanaskan kembali rupanya tidak mengubah pati resistan ini menjadi pati tercena.

Baca Juga: Jarang Diketahui Banyak Orang, Siapa Sangka Nasi Tidak Boleh Terus Ditutup Setelah Matang, Bahayanya Tidak Main-Main Bagi Kesehatan

Baca Juga: Lagi Enak-enaknya Makan, Wanita ini Kaget dan Jijik Ketika Menemukan Telur Kecoa di Atas Nasi, Kok Bisa?