Renggut Nyawa Irena Justin di Usia 22 Tahun, Ternyata Wanita dengan 5 Tipe Ini Beresiko Tinggi Kena Serangan Jantung! Anda Termasuk?
SajianSedap.com - Irena Justin diketahui meninggal dunia di usia 22 tahun karena serangan jantung.
Ternyata wanita dengan 5 tipe ini lebih beresiko tinggi kena serangan jantung, lo.
Penggemar sinetron pasti tak asing dengan wajah artis yang satu ini.
Ya, Irene Justin sempat wara-wiri membintangi berbagai judul sinetron di tahun 2016-an.
Sayangnya di tengah namanya yang sedang naik daun, musibah datang.
Pesinetron cantik ini mendadak meninggal dunia pada Mei 2016 lalu.
Ia meninggal dunia lantaran penyakit jantung yang dideritanya.
Wanita dengan Resiko Serangan Jantung Lebih Besar
Kabar meninggalnya Irena Justin sempat mengejutkan publik.
Bagaimana tidak, Irene saat itu masih berusia 22 tahun.
Namun yang lebih mengejutkan ia meninggal dunia saat masih syuting live di stasiun TV pada Jumat (26/5/2016).
Bagaimana tidak, ketika pengambilan gambar atau tapping, perempuan berusia 22 tahun ini tidak menunjukkan tanda-tanda sakit apapun.
Namun, saat ditengah acara, tiba-tiba saja ia terjatuh dan meninggal dunia.
Pesinetron "Ganteng Ganteng Serigala" ini terkena serangan jantung saat syuting kuis "Baper" di RCTI.
Dikutip dari Kompas.com, menurut laporan Harvard Medical School penyakit jantung memang menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita.
Bahkan di negara maju sekelas AS, sekitar satu dari lima wanita meninggal dunia akibat penyakit jantung.
Gejala penyakit jantung yang dialami wanita pun berbeda dengan gejala yang biasa dialami laki-laki.
Itu sebabnya, risiko kematian pada wanita dengan penyakit jantung lebih tinggi daripada pria.
Berikut berbagai faktor yang membuat peluang kematian akibat penyakit jantung di kalangan wanita lebih tinggi daripada pria:
1. Lipid darah
Sebelum menopause, estrogen seorang wanita membantu melindunginya dari penyakit jantung dengan meningkatkan kolesterol HDL (baik) dan menurunkan kolesterol LDL (jahat).
Setelah menopause, wanita memiliki konsentrasi kolesterol total yang lebih tinggi daripada pria.
Selain itu, trigliserida merupakan kontributor penting yang meneybabkan tingginya risiko penyakit jantung pada wanita.
Saat memasuki usia menopause, tingkat HDL pada wanita cenderung rendah, sedangkan trigliserida akan meningkat.
Hal ini turut meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung pada wanita di atas usia 65 tahun.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
2. Diabetes
Diabetes juga bisa membuat risiko wanita mengalami penyakit jantung lebih tinggi daripada pria.
Kondisi ini terjadi karena diabetes memiliki faktor risiko tambahan, seperti obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Meskipun wanita biasanya mengembangkan penyakit jantung sekitar 10 tahun lebih lambat daripada pria, diabetes akan mempercepat perkembangan penyakit jantung di kalangan wanita.
Pada wanita yang pernah mengalami serangan jantung, diabetes akan meningkatkan risiko serangan jantung dan meningkatkan risiko gagal jantung.
3. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik adalah sekumpulan risiko kesehatan, seperti lingkar pinggang yang terlalu besar, tekanan darah tinggi, intoleransi glukosa, kolesterol HDL rendah, dan trigliserida tinggi.
Semua hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Baca Juga: Jadi Favorit, Hindari Makan Ikan Lele dengan Ciri-ciri Ini, Efeknya Betul-betul Mengerikan
Penelitian Harvard Medical School membuktikan wanita yang mengalami sindrom metabolik berpotensi besar mengalami serangan jantung di usia muda.
Dalam sebuah penelitian terhadap pasien yang menjalani operasi bypass, sindrom metabolik pun terbukti menyebabkan risiko kematian yang lebih besar pada wanita daripada pria.
4. Gejala
Nyeri di area dada adalah gejala klasik serangan jantung.
Sayangnya, banyak wanita yang tidak mengalami gejala tersebut.
Gejala penyakit jantung yang kerap dialami wanita antara lain kelelahan dan sakit di area perut, leher, serta bahu.
Riset Harvard juga membuktikan hanya sekitar satu dari delapan wanita yang melaporkan nyeri dada selama episode serangan jantung.
Bahkan, seringkali mereka hanya menganggap gejala tersebut hanya tekanan, nyeri, atau sesak biasa saja.
5. Diagnosis dan pengobatan
Wanita memiliki arteri koroner yang lebih kecil dan lebih ringan daripada pria.
Hal ini membuat angiografi, angioplasti, dan operasi bypass koroner lebih sulit dilakukan, sehingga mengurangi peluang wanita untuk menerima diagnosis yang tepat dan mendapatkan hasil yang baik.
Selain itu, wanita cenderung mengalami lebih banyak komplikasi setelah operasi.
Wanita juga dua kali lebih mungkin untuk terus mengalami gejala beberapa tahun setelah angioplasti koroner atau prosedur pelebaran pembuluh darah yang tersumbat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Hal yang Membuat Wanita Berisiko Lebih Tinggi Alami Penyakit Jantung"