Sedangkan untuk kedelai impor terdiri dari dua jenis, yaitu non-modifikasi rekayasa genetik (murni) dan kedelai transgenik atau mengalami modifikasi rekayasa genetik.
"Dari sisi harga, dua jenis kedelai ini beda.
Kedelai transgenik lebih murah dibandingkan kedelai non-transgenik," kata Atris.
Harga yang murah menjadi alasan, kedelai transgenik diimpor ke Indonesia.
Sementara, kedelai non-transgenik diimpor perusahaan-perusahaan tertentu yang berfokus menggunakan bahan organik.
Baca Juga: Resep Semur Tahu Tempe Enak, Menu Primadona Untuk Meningkan Nafsu Makan Kita
Membedakan Kedelai Lokal dan Impor
Untuk tampilan luarnya menurut Atris kedelai lokal dan impor sulit dibedakan.
Perbedaan yang kentara justru ada pada rasanya, kedelai lokal dan impor dapat dibedakan dari segi rasa.
"Sisi rasa bisa untuk parameter membedakanya. Tempe kedelai lokal terasa lebih kuat rasa kedelainya, lebih gurih rasa kedelainya dan juga lebih fresh," papar Atris.
"Jika dari penampakan, agak sulit untuk membedakan tempe kedelai lokal atau tempe kedelai impor.
Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini :