Padahal Sering Dimakan Campur Nasi, Ternyata Terlalu Banyak Makan Abon Sapi Bisa Menyebabkan Penyakit Mematikan Ini

By Idam Rosyda, Sabtu, 12 Juni 2021 | 13:30 WIB
Nasi abon (Pinterest)

Selain itu kacang-kacangan yang dimasak lebih baik daripada kacang mentah karena senyawa-senyawa penghambat enzim protease menjadi in-aktif.Tetapi penggunaan suhu tinggi misalnya digoreng sampai kering, dipanggang, dibakar itu merusak nilai gizi protein (bukan kadarnya) karena terjadi polimerisasi, ikatan kompleks, ikatan silang sehingga enzim yang ada di perut manusia tidak mampu mencerna.

Tidak ada bahan makanan satupun yang bermanfaat bagi manusia kalau tidak dapat dicerna dan diserap.Jadi semua bahan makanan yang menjadi coklat atau terbakar karena suhu tinggi adalah rusak, contoh: ikan yang digoreng sampai kering, kerak nasi goreng, kerak roti, kerak mata sapi, daging sate yang terbakar.Lalu berapa banyak yang dapat dimanfaatkan? Ya dilihat berapa banyak yang jadi coklat dan kering.

Baca Juga: Tak Sengaja Rebus Daging dengan Air Dingin, Ibu Rumah Tangga ini Kaget Masakannya Rebutan Di Meja Makan

Kalau abon kan semuanya jadi coklat. Lalu apa masih boleh dimakan?"Ya boleh, bukan sebagai sumber protein tetapi sebagai teman nasi asalkan tidak terlalu sering karena ada laporan bahwa protein yang terbakar dapat berubah sifat potensial bersifat "karsinogenik, jelasnya.

Karsinoneik sendiri dikutip dari Kemkes.go.id adalah aat-zat yang dapat menyebabkan penyakit Kanker.

Sehingga tentu saja jika Anda terlalu berlebihan mengonsumsi abon makan dampaknya bisa membahayakan nyawa.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ahli Gizi: Abon Itu Hanya Penyedap, Bukan Sumber Protein