Padahal Sering Dimakan Campur Nasi, Ternyata Terlalu Banyak Makan Abon Sapi Bisa Menyebabkan Penyakit Mematikan Ini

By Idam Rosyda, Sabtu, 12 Juni 2021 | 13:30 WIB
Nasi abon (Pinterest)

SajianSedap.com - Abon merupakan salah satu makanan yang biasanya diolah dari daging sapi.

Makanan satu ini kerap dijadikan sebagai dcampuran makanan ataupun disajikan begitu saja dengan nasi putih hangat.

Rasanya yang manis dan gurih, membuat abon juga kerap dijadikan makanan nuntuk balita karena praktis dan disukai.

Baca Juga: Resep Abon Ikan Enak Ini Bisa Kita Buat Dengan Sedikit Bahan Saja

Baca Juga: Cara Bikin Roti Abon Selembut Breadtalk, Gampang Banget Ternyata Untuk Pemula

Apalagi abon juga makanan yang bisa bertahan lama sehingga kerap dijadikan oleh-oleh ataupun lauk anak kos yang malas untuk membeli makanan.

Akan tetapi dibalik kenikmatan abon yang gurih tersebut, rupanya abon bisa mengancam kesehatan tubuh Anda jika dikonsumsi terlalu berlebihan.

Apa sebabnya hingga abon bisa berbahaya? berikut ulasannya.

Dampak Negatif Makan Abon Terlalu Banyak

Di balik kenikmatan abon yang manis dan gurih, rupanya tersimpan bahaya terhadap kesehatan yang mengintai.

Pasalnya, Abon yang kerap dianggap sebagai salah satu sumber protein karena berbahan dasar dari daging sapi, ternyata anggapan tersebut tidak tepat.

Djoko Sutopo, seorang ahli gizi yang tinggal di Gorontalo, menuliskan argumennya tentang abon ini di grup Facebook Gerakan Sadar Gizi.

Baca Juga: Jangan Lagi Makan Gado-gado dengan Dua Bahan Tambahan ini Kalau Tidak Mau Mati Muda, Bisa Sebabkan Kanker!

Baca Juga: Jangan Lagi Makan Sosis Kalau Baunya Seperti Ini, Nyawa Seisi Rumah Jadi Taruhannya, Waspada!

Menurutnya, pengolahan abon dengan menggunakan suhu tinggi akan menyebabkan "reaksi pencoklatan" sehingga protein menjadi rusak dan susah/tidak dapat dicerna."Makanan yang tidak dapat dicerna tentu tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber zat gizi dan hanya menjadi sampah. Jadi Abon sebaiknya hanya digunakan sebagai penyedap, bukan sumber zat gizi," kata Djoko Sutopo dikutip dari Tribunews.com

Abon
Menurutnya, pengolahan makanan terutama penggunaan suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan zat gizi baik jumlah maupun mutunya.

Yang paling mudah rusak adalah vitamin, terutama vitamin larut-air.Penggunaan panas yang tidak terlalu tinggi dapat meningkatkan mutu/nilai gizi terutama protein.

Contoh bahan makanan yang akan berigizi jika dipanaskan dengan suhu panas yang tepat adalah telur.

Telur yang dimasak lebih baik daripada telur mentah.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini :

Selain itu kacang-kacangan yang dimasak lebih baik daripada kacang mentah karena senyawa-senyawa penghambat enzim protease menjadi in-aktif.Tetapi penggunaan suhu tinggi misalnya digoreng sampai kering, dipanggang, dibakar itu merusak nilai gizi protein (bukan kadarnya) karena terjadi polimerisasi, ikatan kompleks, ikatan silang sehingga enzim yang ada di perut manusia tidak mampu mencerna.

Tidak ada bahan makanan satupun yang bermanfaat bagi manusia kalau tidak dapat dicerna dan diserap.Jadi semua bahan makanan yang menjadi coklat atau terbakar karena suhu tinggi adalah rusak, contoh: ikan yang digoreng sampai kering, kerak nasi goreng, kerak roti, kerak mata sapi, daging sate yang terbakar.Lalu berapa banyak yang dapat dimanfaatkan? Ya dilihat berapa banyak yang jadi coklat dan kering.

Baca Juga: Tak Sengaja Rebus Daging dengan Air Dingin, Ibu Rumah Tangga ini Kaget Masakannya Rebutan Di Meja Makan

Kalau abon kan semuanya jadi coklat. Lalu apa masih boleh dimakan?"Ya boleh, bukan sebagai sumber protein tetapi sebagai teman nasi asalkan tidak terlalu sering karena ada laporan bahwa protein yang terbakar dapat berubah sifat potensial bersifat "karsinogenik, jelasnya.

Karsinoneik sendiri dikutip dari Kemkes.go.id adalah aat-zat yang dapat menyebabkan penyakit Kanker.

Sehingga tentu saja jika Anda terlalu berlebihan mengonsumsi abon makan dampaknya bisa membahayakan nyawa.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ahli Gizi: Abon Itu Hanya Penyedap, Bukan Sumber Protein