SajianSedap.com – SaseLovers mungkin sudah tahu bahwa teknik memasak menjadi faktor penentu kelezatan steak. Sebut saja, cara memotong daging, pengaturan suhu kompor, hingga durasi memasak. Ketiga hal tersebut menentukan tekstur daging, tingkat keempukan, dan cita rasa usai dimasak.
Namun, selain teknik memasak, ternyata ada faktor penentu lain yang bisa membuat daging steak terasa lebih empuk dan lezat, yaitu proses penyimpanan daging sebelum dipasarkan ke konsumen.
Ada istilah pelayuan atau aging, yakni proses penyimpanan daging yang bertujuan untuk menghasilkan tekstur daging yang lebih empuk dan rasa yang kuat.
Berbeda dengan daging segar (fresh beef), daging yang melalui proses aging biasanya disimpan dahulu dengan cara tertentu selama beberapa hari hingga satu bulan sebelum dijual.
Baca Juga: Konsumsi Daging Merah Bisa Jadi Bagian dari Diet Sehat, Ini Manfaatnya
Mengutip laman True Aussie Beef and Lamb, daging yang melalui proses aging menghasilkan daging dengan tekstur yang lebih lembut. Ini karena saat aging, enzim alami yang ada di jus daging memecah jaringan otot yang keras. Reaksi inilah yang membuat daging lebih tender.
Sebagai informasi, proses aging dibagi menjadi dua jenis, yaitu proses pelayuan basah (wet aging) dan proses pelayuan kering (dry aging).
Keduanya pun memiliki perbedaan dari segi cara perlakuan, proses penyimpanan, dan cita rasa yang dihasilkan daging. Supaya SaseLovers lebih paham, yuk simak penjelasan berikut.
Cara penyimpanan
Dari kedua proses aging yang telah disebutkan, proses wet aging merupakan yang paling umum dilakukan oleh para pemasok daging. Selain mudah, durasi penyimpanannya pun relatif singkat.
Baca Juga: Ingin Olahan Daging Sapi Empuk dan Juicy? Ini Tips dari Chef Vania Wibisono
Pada proses wet aging potongan daging dimasukkan ke dalam plastik yang divakum untuk menghilangkan udara di dalamnya.