Mereka menambahkan, pasien yang terinfeksi Sars-CoV-2 dengan golongan darah A perlu menerima pengawasan yang lebih ketat dan perawatan yang jauh lebih intensif.
"Orang yang mempunyai golongan darah O berisiko lebih rendah secara signifikan untuk penyakit menular dibandingkan orang dengan golongan darah non-O," tulis studi tersebut.
Berdasarkan penelitian di US National Center for Biotechnology Information (NCBI), golongan darah O paling umum di India (37,12 persen), diikuti B (32,26 persen), A (22,88 persen).
Sementara, AB adalah golongan darah dengan prevalensi paling rendah, yaitu 7,74 persen.
Di AS, sekitar 44 persen populasi penduduk di sana memiliki golongan darah O, dan sekitar 41 persen adalah golongan darah A.
"Mungkin ada manfaat mengenali golongan darah A, B, O pada pasien dan tenaga medis sebagai bagian rutin penanganan Sars-CoV-2 dan infeksi virus lain guna menentukan opsi manajemen dan menilai tingkat paparan risiko seseorang."
Ketika lebih banyak kasus penyakit pernapasan tercatat secara global, China menunjukkan penurunan di mana perjalanan wabah telah berubah, menurut perwakilan WHO di negara itu, Dr. Gauden Galea.
"Virus corona adalah epidemi yang telah menyerang ketika berkembang dan berhenti di jalurnya."
"Ini sangat jelas dari data yang kami miliki, serta pengamatan yang kita lihat di masyarakat secara umum," kata Dr. Galea kepada UN News.