SajianSedap.com - Kini terungkap juga menu diet ala Bella Hadid.
Ya, dengan mengikuti menu diet ala Bella Hadid dijamin bentuk tubuh Anda bakal mirip model papan atas.
Namun, Anda tak perlu merasa takut dengan menu diet ala Bella Hadid.
Sebab menu diet ala Bella Hadid ini mudah ditiru.
Ya, dalam menu diet ala Bella Hadid ini Anda bisa memulainya dengan mengurangi konsumsi makanan ini.
Baca Juga: Menu Diet Lansia Penyandang Diabetes Ini Wajib Dipatuhi Supaya Bisa Hidup Sehat Di Masa Tua
Dengan mengurangi konsumsi makanan ini dijamin berat badan Anda bisa turun.
Penasaran kan makanan apa yang harus dikurangi konsumsinya dalam menu diet ala Bella Hadid? Yuk simak artikel berikut ini!
Menu Diet Ala Bella Hadid
Diketahui adik Gigi Hadid ini memilih diet dengan berolahraga, menerapkan pola makan sehat, serta mengelola stres.
Dr. Charles Passler adalah seorang guru ahli gizi supermodel Bella Hadid, Adriana Lima, serta bintang Naomi Watts dan Liev Schreiber.
Ia menyarankan rencana diet yang tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga mengenai gaya hidup.
Selain itu menurut Charles, Bella melakukan pendekatan nutrisi yang bersifat holistik.
Ia tidak hanya melihat diet tetapi juga manajemen stres, tidur, pernapasan, olahraga dan hidrasi.
Semua faktor tersebut menentukan kesehatan dan berat badan.
Nah, berikut tips diet yang disarankan Dr. Charles Passler:
Program Eliminasi
Charles akan menyarankan dengan program eliminasi yakni menghindari daging, kafein, gula olahan, biji-bijian dan susu, serta alkohol.
Cara tersebut dilakukan pada minggu pertama sebagai detoksifikasi.
Kemudian, Charles merekomendasikan pola makan nabati, padat nutrisi, (kalori liquid), dan rendah lemak.
Latihan Interval
Selain diet, Charles juga mengembangkan resimen latihan atau kombinasi latihan interval intensitas tinggi.
Semacam peregangan ringan seperti yoga, berjalan kaki, dan jadwal tidur yang teratur.
Baca Juga: Menu Diet Karbo Sempat Viral, Ternyata Malah Bisa Bikin Pendek Umur Menurut Ahli!
"Anda kehilangan sebagian besar berat badan ketika sedang tertidur," imbuhnya.
"Jika Anda tidak tidur, Anda tidak kehilangan berat badan," tambahnya.
Melatih pernafasan
Charles juga melatih pernafasan kliennya dengan memperlambat dan memperdalam nafas mereka dengan menggunakan monitor biofeedback, yang mengukur laju pernafasan.
"Ketika orang bernafas dengan benar, mereka sembuh lebih baik, mereka membakar lemak lebih banyak, mereka merasa lebih baik, mereka lebih tenang secara utuh," jelasnya seperti dilansir dari laman New York Post (6/6/2021).
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Nah Anda bisa mencoba melakukan diet dengan menjaga pola makan yang sehat, berolahraga, dan melakukan manajemen stres seperti yang disarankan oleh Dr. Charles.
Namun, sebelum melakukan diet pastikan Anda konsultasi dulu ke dokter untuk menentukan jenis diet yang sesuai untukmu ya.
Minum Susu Terus Menerus Bisa Bikin Malapetaka untuk Tubuh
Diketahui jika susu sapi kaya akan gizi yang berguna bagi tubuh karena mengandung selenium, vitamin B6, vitamin K, niasin, thiamin, dan riboflavin.
Mengonsumsi susu sapi telah terbukti memberikan banyak manfaat kesehatan nih, terutama bagi pertumbuhan tulang dan gigi serta kesehatan jantung.
Tapi seperti banyak hal lainnya, jangan sampai kita mengonsumsi susu sapi berlebihan ya.
Ada sejumlah efek samping yang harus diwaspadai, nih!
Jerawat
Rupanya susu rendah lemak (skim) dapat memicu timbulnya jerawat pada remaja jika dikonsumsi berlebihan, lho!
Pasalnya, susu bisa memengaruhi hormon tertentu dalam tubuh.
Hal itu termasuk insulin dan faktor pertumbuhan mirip insulin-1 (IGF-1).
Meningkatkan Risiko Patah Tulang
Susu memang dapat membantu pertumbuhan tulang, tapi kalau berlebihan, susu malah berisiko meningkatkan risiko patah tulang.
Pasalnya, protein hewani pada susu sapi menghasilkan asam saat dipecah.
Untuk menetralkan dan membuang asam, tubuh harus menggunakan kalsium yang dikandung susu serta simpanan kalsium dalam tubuh; makanya, konsumsi susu sapi berlebihan bisa meningkatkan risiko patah tulang.
Alergi
Ada beberapa orang yang memiliki intoleransi laktosa sehingga enggak dapat mengonsumsi susu dan dapat menimbulkan reaksi alergi.
Alergi susu terjadi karena tubuh bereaksi terhadap protein yang ada di dalamnya.
Alergi susu sapi bisa menyebabkan gejala seperti, asma, sesak napas, diare, muntah, dan gangguan pencernaan.
Dalam kasus parah, alergi susu juga bisa menyebabkan anafilaksis yang mengancam nyawa.
Mengandung Risiko Hormon dan Antibiotik
Susu sapi biasanya mengandung residu hormon dan antibiotik, serta dioksin dan polychlorinated biphenyls (PCBs).
Zat residu ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan manusia, antara lain berdampak buruk pada sistem saraf, sistem reproduksi, dan sistem kekebalan tubuh.
Hal ini juga berpotensi meningkatkan risiko jenis kanker tertentu.
Aritkel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul, Apa Rahasia Diet Seorang Bella Hadid? Berikut Tipsnya dari Ahli Nutrisi