Duh, Yakin Masih Mau Makan Ikan Asin Setelah Baca Fakta ini? Ternyata Bisa Membawa Penyakit Mematikan Masuk ke dalam Tubuh

By Raka, Selasa, 17 Agustus 2021 | 17:40 WIB
Bahaya dari ikan asin untuk tubuh (Google.com)

 

SajianSedap.com - Siapa yang suka dengan ikan asin?

Belum dimakan saja, aroma ikan asin saat digoreng sudah menggoda siapapun.

Dimakan bersama nasi putih hangat dan sambal, sudah pasti ikan jadi santapan siapa saja.

Untuk mendapatkan ikan asin tentu sangat mudah.

Bahkan kita juga dengan mudah dapat membuat ikan asin sendiri di rumah.

Meski enak dan murah meriah, kita juga wajib waspada terhadap bahaya dari ikan asin.

Baca Juga: Chef Arnold Poernomo Spills How To Cook Wagyu Beef at Home, Fine Dining Style

Siapa sangka jika makanan seenak ikan asin bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Salah satunya bisa membawa masuk penyakit ini untuk tubuh.

Makan Ikan Asin Bikin Tubuh Terkena Penyakit Mematikan Ini

Tahukah Anda bahwa ternyata, ikan asin juga memiliki kandungan karsinogen atau zat penyebab kanker.

Dalam sebuah acara bertajuk Patient Journey in Oncology Total Solution yang diadakan oleh PT Kalbe Farma Tbk di Bogor, Selasa (7/10/2019), Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Profesor DR Dr Aru W Sudoyo SpPD KHOM FINASIM FACP, menyebut bahwa ikan asin juga menjadi salah satu bahan makanan yang dapat memicu kanker.

Pada dasarnya daging ikan memiliki protein yang baik bagi tubuh manusia. Namun, proses sampai daging ikan menjadi kering dan memiliki rasa yang asin itulah yang patut diperhatikan.

ikan asin

Aru menyebutkan ada dua hal jelek atau tidak baik dari ikan asin dan menjadi racun pemicu kanker tersebut.

Baca Juga: Jangan Mau Ditipu Pedagang Nakal, STOP Beli Kerupuk dengan Ciri-ciri ini Kalau Tidak Mau Mati Muda

1. Kandungan garam tinggi

Untuk menjadikan ikan segar menjadi ikan asin, prosesnya akan melewati penggaraman supaya awet. Hal itu garam dapat menghambat atau membunuh bakteri penyebab pembusukan pada ikan.

Proses penggaraman ikan pada umumnya dilakukan dalam tiga cara yaitu penggaraman kering (dry salting), penggaraman basah (wet salting), dan kench salting.

“Nah ikan asin, garamnya itu tinggi sekali. Garam dalam dosis tinggi itulah yang dapat memicu sel kanker. Meski daging ikannya awalnya tidak apa-apa,” kata Aru dilansir dari Kompas.com.

2. Proses penjemuran ikan asin

Setelah dilakukan penggaraman, ikan asin biasanya akan dijemur di sebuah halaman yang tersinari langsung terik matahari.

“Pada proses penjemuran, ada perubahan pada sel-sel daging ikannya, sehingga muncul bahan-bahan nitrat yang dikenal sebagai nitrosamin tadi,” tuturnya seperti yang dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Nyesel Gak Tahu Dari Dulu, Masak Sayur Asem dengan Panci Aluminium Bisa Pelan-pelan Membunuh Keluarga Di Rumah, Ngeri!

“Dalam ikan asin itu ada namanya nitrosamin (tobacco specific nitrosamin-TSNA), nah nitrosamin itukan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker,” imbuhnya seperti dikutip dari Kompas.com.

Lalu berpotensi penyebab kanker apa?

Kanker karsinoma nasofaring (KNF) menjadi salah satu penyakit kanker yang dapat terjadi akibat terlalu sering mengkonsumsi ikan asin.

“Karena kebiasaan orang kita makan ikan asin dengan nasi panas, jadi nitrosaminnya juga terbawa uap, makanya yang biasa kena esofagus dan lambung,” kata dia seperti yang diambil dari Kompas.com.

Tidak hanya itu, kombinasi mengonsumsi bahan karsinogen lewat cara lain, seperti kebiasaan merokok, juga meningkatkan faktor risiko terkena kanker tersebut.

Kebiasaan lainnya adalah mengonsumsi makanan yang masih panas dengan terburu-buru.

 

Kombinasi panas yang mengenai tenggorokan, dosis garam tinggi dari ikan asin dan karsinogen dari rokok bila menghisap rokok setelah makan bisa meningkatkan risiko kanker.

“Biasanya kebiasaan itu terjadi bertahun-tahun begitu, makanya itu kanker esofagus sekarang tinggi, lambung juga,” ucap dia dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Selama ini Kita Salah Besar, Menggoreng Telur Dicampur Daun Bawang Ternyata Bisa Membahayakan Kesehatan Tubuh, Hati-Hati

Perlu diperhatikan

“Biasanya kebiasaan itu terjadi bertahun-tahun begitu, makanya itu kanker esofagus sekarang tinggi, lambung juga,” ucap dia dikutip dari Kompas.com.

“Yang perlu diperhatikan yakni jika mengkonsumsi hingga tiga kali seminggu atau lebih itu bahaya. Kalau (makan ikan asin) sesekali tak apa, tapi kalau sering itu yang bisa jadi faktor pemicu kanker tadi. Apapun jangan kebanyakan, mungkin bisalah dua minggu sekali atau sebulan sekali saja,” jelas Aru seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Selain itu, ikan asin sebagai pemicu kanker akan lebih cepat lagi terjadi jika ada faktor-faktor lainnya yang terjadi di tubuh seseorang.

“Masalahnya apa kalau makan ikan asin? Kita itu kalau makan ikan asin, nasinya jadi banyak dan karbohidratnya juga nambah jadi banyak. Udah gitu kita enggak olahraga, jadi lemak, obesitas, terus kanker deh,” ujarnya dilansir dari Kompas.com.

Jadi, semua hal itu terjadi secara tidak langsung, serta ada pula pengaruh faktor lain, seperti daya tahan tubuh yang buruk, merokok, dan kurang makan-makanan mengandung serat.

Ciri-ciri Ikan Asin Berformalin

Rasanya yang gurih dan asin membuat ikan asin selalu menjadi salah satu menu pilihan di rumah.

Dipadukan dengan sayur asam ataupun sambal yang pedas, sudah pasti ikan asin siap jadi primadona lauk di rumah.

Namun dibalik kelezatannya saat disajikan di meja makan, alangkah baiknya kembali cek ikan asin dirumah.

Baca Juga: Jangan Sampai Dimakan! Segera Buang Kalau Temukan Telur dengan 5 Ciri Ini, Bisa Membunuh Seisi Rumah

Pasalnya dibalik kesehatannya, ada ikan asin yang telah dicampur formalin agar tahan lama.

Berikut ciri-ciri ikan asin berformalin yang wajib Anda waspadai.

1. Tak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar.

2. Tak dihinggapi lalat

3. Warnanya bersih cerah, namun tidak berbau khas ikan asin/ebi kering.

Selain itu ada ciri-ciri lain yang harus Anda perhatikan pada ikan asin di rumah.

Perhatikan kualitas ikan asin tersebut, apakah masih segar, atau malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan.

Bila berbau apek atau tengik pertanda makanan itu sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.