Jika tekstur nasi sudah begitu keras dan kering seperti kerak, sebaiknya nasi tersebut tidak dikonsumsi lagi.
Setelah mengetahui ciri-ciri nasi yang sudah tak layak konsumsi, kamu juga perlu mengetahui cara memasak nasi yang benar.
Dalam sebuah studi yang dilakukan di Belfast, Irlandia, menyebut bahwa cara memasak nasi selama ini ternyata banyak salah.
Alih-alih membuat sehat, cara memasak nasi seperti itu dianggap berbahaya bagi tubuh.
Diwartakan laman Grid Health, studi tersebut memaparkan bahwa nasi yang dimasak dengan cara yang kurang tepat masih meninggalkan jejak arsenik yang disebabkan oleh racun industri dan residu pestisida yang tertinggal di tanah.
Baca Juga: Resep Tipat Catok, Sajian Nikmat Khas Bali yang Cocok Disantap Sebagai Pengganti Nasi
Untuk mendapatkan nasi yang baik dari segi kesehatan, cara memasak nasi harus dengan jumlah air yang dua kali lipat dari yang biasa kita lakukan.
Profesor Andy Meharg, dari Universitas Queens Belfast, melakukan tes terhadap tiga cara memasak beras untuk melihat tingkat arsenik yang paling banyak.
Tes pertama: memasak beras dengan menggunakan metode satu gelas beras, dua gelas air. Hasilnya, masih ada jejak racun arsenik dalam nasi tersebut.
Tes kedua: menggunakan lima gelas air untuk satu gelas beras. Dengan cara ini nasi memang menjadi lebih lembek seperti bubur tapi tingkat racun arsenik di dalamnya hampir setengahnya.
Tes ketiga: sebelum dimasak, beras direndam semalaman. Prof. Meharg menemukan bahwa cara ini bisa menurunkan racun arsenik hingga 80 persen.
Ketika memasak nasi sebaiknya jangan hanya mengedepannya nasi yang pulen, tetapi juga perhatikan caranya yang benar.