Untung Dikasih Tahu Pemilik Warteg, Bikin Sambal Terasi Jangan Ditambah Minyak Bekas Goreng, Pasti Seisi Rumah Muntah saat Tahu Alasannya

By Raka, Minggu, 16 Januari 2022 | 14:40 WIB
STOP Menambahkan dua bahan ini saat bikin sambal terasi (Kolase Sajian Sedap)

SajianSedap.com - Siapa yang doyan sambal terasi?

Makan pasti terasa kurang nikmat tanpa hadirnya sambal.

Selain sambal hijau, sambal terasi memang jadi favorit.

Mau pecel lele atau ayam goreng, sambal terasi memang teman bersantap.

Meski nikmat dan makan jadi lahap, membuat sambal terasi tidak bisa sembarangan.

Jangan lagi bikin sambal terasi ditambah 2 bahan ini.

Salah satunya adalah minyak bekas goreng.

1. Minyak Bekas Goreng

Sambal memang tak bisa dipisahkan dari minyak.

Baca Juga: Tertarik Dengan Camilan Pedas? Resep Bakso Cilok Sambal Mercon Ini Wajib Banget Dicoba

Untuk sambal terasi, biasanya kita menggoreng dulu bawang, cabai, tomat hingga terasinya dalam minyak panas.

Baru kemudian diulek.

Sambal bawang yang tenar belakangan juga dibuat mentah lalu hanya disiramkan minyak goreng panas di atasnya.

Hasilnya, sambal terasa segar karena aroma bawang dan cabai yang khas tapi juga nikmat di lidah.

Sambal Terasi

Nah, minyak ini juga memainkan peranan penting untuk membuat sambal lebih enak, lo.

Karena itu, banyak orang sengaja menggunakan minyak sisa goreng ayam untuk membuat sambal.

Tujuannya, aroma dan rasa ayam goreng yang tertinggal dalam minyak memberikan cita rasa nikmat pada sambal.

Sambal pun jadi makin nikmat.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 Baca Juga: Pantas Kok Enak Banget, Ternyata Rahasia Sambal Matah Pedas Nampol dan Gurih Kalau Pakai Minyak ini, Pasti Semua Orang Ketagihan Kalau Coba

Tapi ternyata, hal tersebut bisa jadi langkah yang salah, lo.

Soalnya, minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam biasanya sudah berubah menjadi minyak trans.

Pasalnya, untuk menggoreng ayam, biasanya kita menggunakan temperatur tinggii.

Nah, di atas penggorengan, temperatur tinggi mempercepat perubahan minyak yang tadinya bersifat cis (tidak berbahaya), menjadi trans (berbahaya).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak trans akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan.

Seperti meningkatkan kolesterol LDL (low density lipoprotein), menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), dan meningkatkan rasio total kolesterol.

Kolesterol LDL ini merupakan kolesterol jahat.

Minyak pun menjadi berisiko jika digunakan lagi.

2. Terasi Oplosan

Ya, ayam goreng paling sering ditemani dengan sambal terasi nikmat.

Baca Juga: Resep Tahu Bulat Kering Salsa, Menu Pelengkap Praktis Dengan Tambahan Sambal Unik Diatasnya

Rasanya, keduanya sudah jadi teman baik sejak lama.

Tapi, tahukah kamu kalau sambal terasi bisa jadi berbahaya kalau kita tak tahu asal muasalnya?

Soalnya, belakangan banyak ditemukan terasi oplosan yang berbahaya banget bagi tubuh.

Tahun 2017 lau, Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.

Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel, Selasa (29/8/2017) di UPT Pasar Sungailiat.

Ilustrasi terasi

Ternyata, terasi tersebut mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B.

Pedagang menambahkan zat pewarna ini supaya tampilan terasi lebih menarik, merah merona dan terlihat segar.

Padahal seperti kita ketahui, Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan.

Nah, terasi dengan pewarna ini sebenarnya mudah kita kenali bedanya.

Baca Juga: Pantas Tidak Pernah Kelihatan Di Warung Burjo Manapun, Makan Mie Instan dengan Dua Lauk Ini Malah Bikin Cepat Mati Muda

Di antaranya adalah tekstur terasi tersebut kasar, pewarna merahnya tidak merata, berwarna merah mencolok, dan keras.

"Kalau dari udang kan lembut tidak keras seperti ini. Ini ada sisik-sisik ikan di produk terasinya. Diragukanlah dia menggunakan bahan udang. Produknya juga menggunakan zat pewarna. Kalau aslinya mungkin berwarna hitam, pucat tapi karena ini pakai zat pewarna menjadi merah, warnanya biar menarik," ungkap Suherman kepada bangkapos.com.

Sedangkan produk terasi yang sudah lama tidak terjual tersebut berwarna coklat dimana zat pewarnanya sudah pudar dan terasinya mengeras.

"Keras untuk melempar kaca pecah ini," kata Suherman sambil memegang terasi berhodamin yang sudah lama.

Karena itu, proses pemilihan terasi juga penting Anda lakukan di pasaran, lo.

Terasi yang baik kualitasnya, pasti membuat masakan jadi semakin meningkat cita rasanya.

Terasi yang berkualitas baik adalah terasi yang aromanya segar.

Kalau terasi udang, aroma udangnya juga harus terasa.

Baca Juga: Dikasih Tahu Pemilik Pecel Lele, Ternyata Begini Cara Bikin Sambal Tomat yang Enak Banget, Dua Bahan Ini Kunci Rahasianya

Dari sudut penampilan, warnanya terlihat alami, agak kusam dan tidak warna merah cerah.

Warna terasi yang terlalu cerah bisa merupakan tanda bahwa warnanya tidak alami.

Warna masakan pun terkadang menjadi tidak cerah atau kusam karena pemakaian terasi yang tidak baik.

Pertimbangan lain dalam memilih terasi, terasi harus kering, tidak basah.

Terasi yang basah akan mudah tercemar jamur dan aman untuk dimakan.