Menyambut Hari Kusta Internasional, Waspadai Gejala Kusta yang Sering Dikira Penyakit Kulit Ini, Jangan Disepelekan

By Amelia Pertamasari, Sabtu, 22 Januari 2022 | 15:50 WIB
Gejala penyakit kusta yang bisa dilihat di kulit. (Tribunnews)

SajianSedap.com - Menyambut Hari Kusta Internasional yang jatuh pada 25 Januari mendatang, kesadaran mengenai penyakit kusta sangatlah penting.

Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, serta saluran pernapasan.

Kusta atau lepra dikenal juga dengan nama penyakit Hansen atau Morbus Hansen.

Kusta menjadi salah satu penyakit tertua yang tercatat dalam sejarah.

Kusta adalah penyakit menular yang menyebabkan luka parah pada kulit dan kerusakan saraf di lengan, kaki, serta area kulit di sekitar tubuh.

Jika tidak diobati, kusta dapat menyebabkan cacat parah bagi pengidapnya. 

Penularannya bisa melalui percikan ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin.

Oleh sebab itu penting untuk sebisa mungkin menghindari kontak dengan penderita dan mewaspadai gejala yang timbul.

Berikut ini adalah gejala dan diagnosis yang perlu diwaspadai terkait kusta.

Baca Juga: Menyambut Hari Osteoporosis Sedunia, Mulai Sekarang Hindari Makanan Enak Ini Agar Tulang Sehat dan Terhindar dari Osteoporosis

Gejala Kusta

Gejala kusta utamanya memengaruhi kulit, saraf, dan selaput lendir.

1. Gejala kusta di kulit meliputi

- Bercak kulit yang berubah warna, biasanya rata, yang mungkin mati rasa dan terlihat pudar (lebih terang dari kulit di sekitarnya)

- Pertumbuhan (nodul) pada kulit

- Kulit tebal, kaku, atau kering

- Bisul tanpa rasa sakit di telapak kaki

- Pembengkakan atau benjolan tanpa rasa sakit di wajah atau daun telinga

- Kehilangan alis atau bulu mata

Baca Juga: Menyambut Hari Pangan Sedunia, Mulai Sekarang Ganti Nasi Putih dengan Nasi Jagung, Ampuh Mencegah Penyakit Kronis Ini

2. Gejala yang ditimbulkan oleh kerusakan saraf

- Mati rasa pada area kulit yang terkena

- Kelemahan atau kelumpuhan otot (terutama di tangan dan kaki)

- Pembesaran saraf (terutama di sekitar siku dan lutut dan di sisi leher)

- Masalah mata yang dapat menyebabkan kebutaan (ketika saraf wajah terpengaruh)

3. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit pada selaput lendir

- Hidung tersumbat- Mimisan

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.

Baca Juga: Menyambut Hari Penglihatan Sedunia, STOP Sekarang Makan Wortel Jika Terjadi Hal ini, Bukannya Mata Sehat Malah Bikin Nyawa Seisi Rumah Terancam

Diagnosis

Kusta dapat dikenali dengan munculnya bercak-bercak pada kulit yang terlihat lebih terang atau lebih gelap dari kulit normal. Terkadang area kulit yang terkena berwarna kemerahan.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan mengambil sampel kulit atau saraf melalui biopsi untuk dilakukan tes mikroskopis. Terkadang dilakukan juga tes lain untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit kulit lainnya.

Indonesia Negara Ketiga dalam Jumlah Penderita Kusta

Dilansir dari Kompas TV, WHO menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar ketiga di dunia dalam jumlah penderita kusta. Data Kemenkes mencatat pada 2018 terdapat 17.017 kasus baru kusta.

Tim Berkas Kompas bertemu dengan M-S, pemuda berusia 23 tahun menderita kusta sejak 2015 lalu. Perubahan fisik pada tubuh M-S karena penyakit kusta mengikis rasa percaya dirinya.

Ia menyesal kusta yang diderita terlambat dideteksi. Diawal pemeriksaan dokter salah mendiagnosis, penyakit kusta yang diidap M-S. Salah diagnosis dalam menemukan penyakit kusta kerap terjadi.

Jika terlambat ditangani penyakit kusta dapat menyebabkan kerusakan pada kulit saraf-saraf ,anggota gerak dan mata pada manusia. Hal ini berdampak pada penderita kusta yang akhirnya kehilangan anggota tubuhalias cacat.

Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul Kusta

Baca Juga: Menyambut Hari Telur Sedunia, STOP Masak Telur dengan Cara ini Jika Tidak Ingin Nyawa Keluarga Terancam