SajianSedap.com - Tak terasa, 5 tahun sudah Julia Perez meninggal dunia.
Jupe diketahui sempat sakit lama sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada bulan puasa 2017 lalu.
Ia sebelumnya divonis dokter menderita kanker rahim hingga harus menjalani berbagai pengobatan seperti kemoterapi.
Nah, ternyata kanker serviks jadi salah satu penyakit yang paling mematikan bagi wanita, lo.
Karena itu, belajar dari Julia Perez, kita pun harus menghindari makanan yang jadi penyebab kanker serviks.
Makanan ini nyatanya jadi favorit untuk berbuka puasa, lo.
Perjuangan Jupe Melawan Kanker Serviks
Sebelum meninggal, Jupe sebenarnya sudah 3 tahun berjuang melawan kanker serviks yang diderita sejak November 2014 lalu.
Sebelum tutup usia, kondisi kesehatan Jupe mulai menurun setelah tiga tahun mengidap kanker serviks, tepatnya pada 19 April 2017.
Baca Juga: Buntil Daun Singkong Recipe, Even Die-Hard Meat Maniacs Will Love This
Pada saat itu Jupe harus menggunakan selang sebagai medium penghantar nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya dan menjalani cuci darah.
Padahal tiga bulan sebelumnya, usai berobat ke Singapura, Jupe sempat dinyatakan sembuh dari kanker.
Jupe telah berjuang dengan sisa-sisa tenaga dan semangatnya.
Sebelum tutup usia, kondisi Jupe kerap naik turun. Terkadang dia stabil, namun kerap mencemaskan.
Bahkan pada Kamis (8/6/2017) lalu Jupe baru saja menjalani operasi pada organ pencernaannya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Nia, sang adik menjelaskan bahwa Jupe dioperasi karena organ pencernaannya diduga lengket sebagai efek radiasi untuk pengobatan kankernya.
Pada Senin (15/5/2017) di RSCM, pihak keluarga Jupe memberi informasi kepada para wartawan tentang kondisi terkini Jupe.
Diterangkan oleh pihak keluarganya, Jupe telah menjalani pemeriksaan aktivitas otak dengan Electro Encephalo Graphy (EEG) pada 5 Mei 2017.
Hasilnya menunjukkan tingkat kesadaran Jupe kurang.
Diterangkan pula, Jupe mengalami pembekuan darah pada kandung kemihnya, sehingga ia sulit buang air kecil.
Selain keluar masuk ruang operasi, Jupe juga kerap membutuhkan cuci darah untuk memperbaiki fungsi ginjalnya yang mengalami kerusakan akibat obat yang ia konsumsi selama ini.
Makanan Penyebab Kanker Serviks
Coba sebutkan makanan dan minuman apa saja yang biasa disajikan untuk buka puasa?
Pasti diantaranya banyak yang menyebut makanan dan minuman manis.
Tahukah Anda, kalau minuman manis ternyata bisa jadi penyebab kanker serviks?
Hal itu dikemukakan dalam sebuah studi yang dilansir dari cervicalcancernews.com yang juga muncul dalam jurnal Translational Cancer Research.
Studi itu menemukan bahwa mereka mengidap kanker serviks mungkin mengonsumsi minuman minuman yang dimaniskan dengan gula.
Penelitian juga menunjukkan bahwa mengonsumsi gula atau minuman soda, jus kemasan, minuman olahraga, teh, dan minuman lain yang mengandung pemanis kalori tambahan dikaitkan dengan sejumlah penyakit.
Diantaranya adalah obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker seperti kanker pankreas dan endometrium.
Risiko kekambuhan kanker usus besar dan kematian di antara penderita kanker juga tampaknya terkait dengan minuman yang dimaniskan dengan gula.
Untuk mengevaluasi dampak kanker dan faktor risiko lain pada asupan gula dari minuman yang dimaniskan, Tung-Sung Tseng dan rekannya di LSU Health New Orleans School of Public Health menganalisis data dari 22.182 orang dewasa, berusia 20 tahun atau lebih, menggunakan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 2003–2012.
Minuman yang digunakan dalam survei adalah soda, jus buah manis, minuman rasa buah, minuman energi, minuman olahraga, teh dan kopi manis, dan jenis minuman manis lainnya.
Lima puluh tujuh persen dari semua peserta survei memiliki asupan gula yang tinggi dari minuman yang dimaniskan dengan gula.
Hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa orang yang bebas kanker mengonsumsi lebih banyak minuman yang dimaniskan dengan gula daripada para penyintas kanker (16,7 persen berbanding 7,7 persen).
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Para peneliti menyarankan mengurangi konsumsi gula dari minuman yang diberi pemanis gula harus dilakukan untuk mereka yang bebas kanker dan para penyintas kanker.
Tim peneliti menempatkan prioritas tinggi pada mereka yang berada dalam kelompok usia yang lebih muda.