Temuan tersebut merupakan hasil penelitian dari sekelompok peneliti medis dan kesehatan masyarakat dari Iran University of Medical Sciences, Imperial College London di Inggris, dan Nipissing University di Kanada.
Mereka bekerja sama untuk meninjau temuan dari 226 penelitian yang telah dilakukan hingga Januari 2020 silam terkait kanker ovarium.
Para peneliti itu pun menerbitkan hasil analisis mereka di Journal of Ovarian Research pada Rabu (10/11/2021) lalu.
Selain kanker serviks dan rahim, kanker ovarium (OC) memiliki peringkat ketiga dalam kanker ginekologi.
“Seringkali tetap tidak terdiagnosis sampai menyebar ke seluruh panggul dan perut,” tulis para peneliti.
Salah satu cara untuk "pencegahan” adalah dengan mengidentifikasi faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kanker ovarium.
Dalam abstrak dan makalah itu sendiri, mereka mencatat beberapa faktor yang disimpulkan dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Apa saja?
1. Genetik, bagi beberapa orang wanita
Faktor pertama yang disebutkan para peneliti dalam abstrak mereka adalah dua mutasi genetik spesifik pada DNA wanita di beberapa keluarga.
Untuk mengetahui apakah kita membawa mutasi tersebut memang perlu dilakukan tes genetik.
2. Terapi hormonal