"Menurut gue lagu barat (bahasa Inggris) gue kemarin itu sudah ada di comfort zone sampai akhirnya gue bisa drop untuk bisa meninggalkan comfort zone gue," kata Ardhito Pramono saat ditemui dalam konferensi pers perilisan album Wijayakusuma, di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022).
Berkat saran dan obrolan dengan musisi Natpati Awangga atau Oomleo, Ardhito terpicu untuk menggarap album berbahasa Indonesia.
"Ada beberapa lagu kayak 'Daun Surgawi' itu gue bikin sendiri. Jadi akhirnya gue berhasil untuk menembus comfort zone gue itu sih," ujarnya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Ardhito merasakan bahwa perjalanan yang baru ini telah menembus zona nyamannya dalam bermusik.
"Menurut gue yang dulu sebuah batasan atau limitation akhirnya bisa gue tembus dan bisa menjadi hal yang baru lagi yang gue alami," paparnya.
Album Wijayakusuma terdiri dari delapan lagu yang bisa didengar melalui aplikasi streaming musik.
Wijayakusuma menjadi kumpulan karya keenam dari Ardhito setelah lima album pendek beruntun Ardhito Pramono (2017), Playlist, Vol. 2 (2017), a letter to my 17 year old (2019), Craziest thing happened in my backyard (2020), dan Semar & Pasukan Monyet (2021).