Ardhito Pramono Rilis Album Berbahasa Indonesia untuk Pertama Kalinya, Malah Sebut Bahasa Inggris Beri Dampak Buruk Karena Hal Ini

By Amelia Pertamasari, Kamis, 21 Juli 2022 | 15:56 WIB
Ardhito Pramono rilis album bahasa Indonesia perdananya bertajuk 'Wijayakusuma' pada 14 Juli lalu. ()

SajianSedap.com - Ardhito Pramono rilis album baru bahasa Indonesia untuk pertama kalinya dalam karir bermusiknya.

Ardhito Pramono rilis album bahasa Indonesia bertajuk 'Wijayakusuma' pada 13 Juli.

Menyebut keluar dari zona nyamannya, Ardhito Pramono rilis album bahasa Indonesia ini atas keresahan dirinya dalam bermusik saat ini.

Seperti telah diketahui para penikmat musik, Ardhito kerap kali menciptakan dan merilis lagu berbahasa Inggris.

Sebut saja lagu-lagu hitsnya seperti "Bitterlove", "925", "Plaza Avenue", dan lainnya.

Melalui album barunya ini, Ardhito mengungkapkan bagaimana keresahan dan ketakutannya dalam bermusik saat ini.

Itu dimulai dari penyesalannya sendiri saat dulu sering menciptakan lagu berbahasa Inggris.

Bahkan ia menyebut bahasa Inggris bisa memberi dampak buruk.

Lalu bagaimana sebenarnya keresahan yang diungkapkan Ardhito hingga mengatakan hal itu? Lihat berikut ini.

Baca Juga: Eva Anindita Kembali Hadir Di Layar Kaca, Penampilannya Tetap Mempesona Walau Sudah Punya 3 Anak!

Ardhito Pramono Ungkap Keresahan dan Kekhawatirannya dalam Bermusik Saat ini

Dilansir dari Tribun, Ardhito Pramono sendiri mengakui kekurangan dirinya saat ini sebagai seorang penyanyi.

Ia menyebut kerap menggunakan lirik berbahasa Inggris dalam setiap lagu-lagu hits yang diciptakan olehnya.

Karena hal ini, ia pun memiliki kekhawatiran sendiri melihat semua karya-karyanya.

Sebab ia menilai menggunakan bahasa Inggris tidak begitu tepat untuk selalu diciptakan.

"Gue melihat banyak sekali dampak kurang baik dari karya gue selama ini yang menggunakan bahasa Inggris," kata Ardhito, di SCBD Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2022).

Ia khawatir bahasa Indonesia dalam karya musik akan lenyap seiring kemunculan musisi baru yang menggunakan bahasa asing.

"Misalnya teman-teman musisi baru yang akhirnya ikut memilih menggunakan bahasa Inggris dalam karyanya. Gue tidak ingin bahasa kita lenyap digantikan oleh bahasa asing dalam sebuah pengkaryaan," sambungnya.

Hingga akhirnya ia memilih untuk keluar dari zona nyamannya dengan merilis lagu berbahasa Indonesia dalam album Wijayakusuma.

Baca Juga: Curacao Ternyata Punya Makanan Mirip Sekali dengan Jajanan dari Indonesia, Sering Jadi Buruan Warga Lokal

Ardhito turut menggandeng Narpati 'Oomleo' Awangga untuk menulis beberapa lirik lagu dengan padanan aksara dalam album tersebut.

"Mungkin karena sudah terlalu lama ya, 5 tahun nih gua runners english gitu dan kayaknya kalau tetap sampai 3 tahun lagi enggak akan menjadi sesuatu yang spesial untuk perjalanan musik gue," kata Ardhito.

Ardhito Pramono Ungkap Keluar dari Zona Nyamannya

Dilansir dari Kompas, Ardhito Pramono mengungkap bagaimana ia bisa keluar dari zona nyamannya melalui album baru ini.

"Menurut gue lagu barat (bahasa Inggris) gue kemarin itu sudah ada di comfort zone sampai akhirnya gue bisa drop untuk bisa meninggalkan comfort zone gue," kata Ardhito Pramono saat ditemui dalam konferensi pers perilisan album Wijayakusuma, di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022).

Berkat saran dan obrolan dengan musisi Natpati Awangga atau Oomleo, Ardhito terpicu untuk menggarap album berbahasa Indonesia.

"Ada beberapa lagu kayak 'Daun Surgawi' itu gue bikin sendiri. Jadi akhirnya gue berhasil untuk menembus comfort zone gue itu sih," ujarnya.

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.

Baca Juga: Curacao Ternyata Punya Makanan Mirip Sekali dengan Jajanan dari Indonesia, Sering Jadi Buruan Warga Lokal

Ardhito merasakan bahwa perjalanan yang baru ini telah menembus zona nyamannya dalam bermusik.

"Menurut gue yang dulu sebuah batasan atau limitation akhirnya bisa gue tembus dan bisa menjadi hal yang baru lagi yang gue alami," paparnya.

Album Wijayakusuma terdiri dari delapan lagu yang bisa didengar melalui aplikasi streaming musik.

Wijayakusuma menjadi kumpulan karya keenam dari Ardhito setelah lima album pendek beruntun Ardhito Pramono (2017), Playlist, Vol. 2 (2017), a letter to my 17 year old (2019), Craziest thing happened in my backyard (2020), dan Semar & Pasukan Monyet (2021).