SajianSedap.com - Penderita darah tinggi diketahui harus minum obat tiap hari.
Hal ini tentu saja dilakukan untuk mencegah tekanan darah naik tiba-tiba dan menyebabkan aneka penyakit berbahaya.
Sebut saja misalnya stroke hingga serangan jantung.
Tapi, banyak isu menyebut kalau minum obat darah tinggi tiap hari bisa menyebabkan sakit ginjal.
Pasalnya, ginjal jadi bekerja lebih keras untuk mengolah obat yang masuk ke tubuh.
Tapi, apakah hal ini benar?
Ahli pun buka suara membongkar fakta sebenarnya.
Selain itu, ada juga tips supaya tubuh bisa terhindar dari sakit ginjal.
Yuk, bersama kita simak.
Benarkah Minum Obat Darah Tinggi Bisa Sebabkan Sakit Ginjal
Beberapa orang masih menganggap, mengonsumsi obat hipertensi dan diabetes secara terus-menerus, bisa merusak fungsi ginjal di kemudian hari.
Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr Aida Lydia, PhD., SpPD, K-GH, pun membenarkan, bahwa salah satu misinformasi yang banyak tersebar ialah berkaitan dengan konsumsi obat hipertensi dan obat diabetes yang bisa merusak ginjal.
Akan tetapi, anggapan tersebut sebenarnya adalah sebuah kekeliruan informasi yang seharusnya tidak diyakini oleh masyarakat, terlebih pada penderita penyakit ginjal kronik (PGK).
Pasalnya,seseorang dengan hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol berisiko tinggi mengganggu fungsi ginjal, yang pada akhirnya bisa memicu penyakit ginjal kronik.
Oleh karenanya, bagi pasien penyakit ginjal kronik yang juga mengidap hipertensi ataupun diabetes, dianjurkan untuk tetap mengonsumsi obat agar tetap terkontrol.
"Masih banyak misinformasi di kalangan masyarakat kita yang dalam jangka panjang merugikan kesehatannya. Ada misinformasi tidak usah minum obat hipertensi atau obat diabetes karena obat kimia dapat merusak ginjal," ungkap Aida dalam webinar memperingati Hari Ginjal Sedunia 2022, Rabu (9/3/2022).
"Sebenarnya, yang merusak ginjal bukan obatnya, tetapi penyakit hipertensi dan diabetes itu sendiri,” sambungnya.
Mitos tersebut ditepis oleh Dr.Ikhsan Mokoagow, Sp.PD.
Menurutnya, pasien penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, atau penyakit jantung, justru akan mengalami perburukan penyakit lebih cepat jika tidak meminum obat.
"Pada kondisi tekanan darah tinggi, pembuluh darahnya akan cepat rusak. Nah, di ginjal itu banyak sekali pembuluh darah kecil. Kalau ginjalnya dibuka, itu banyak sekali pembuluh darahnya yang rusak akibat hipertensi. Makanya kalau tekanan darah tidak dikontrol, yang paling duluan rusak adalah ginjalnya," paparnya di sela acara temu media yang diadakan oleh Pfizer di Jakarta (15/4/14).
Lebih lanjut, Aida berkata bahwa ada sejumlah obat kimia yang memang memengaruhi fungsi ginjal.
Namun demikian, jumlahnya lebih sedikit daripada obat yang tidak menganggu fungsinya.
"Obat ada yang mengganggu fungsi ginjal, tapi ada juga yang tidak. Prinsip utamanya setiap dokter memberikan obat pada seorang pasien dia sudah menimbang risk (risiko) dan benefit (manfaat) bahwa benefit-nya lebih banyak daripada risikonya,"
Pada umumnya, kata dia, obat hipertensi dan obat diabetes tidak menganggu ginjal yang artinya aman untuk dikonsumsi.
Sejumlah obat juga diketahui bisa menganggu ginjal, misalnya obat penghilang rasa nyeri (painkiller).
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Setiap obat penghilang rasa nyeri pun memiliki tingkat gangguan terhadap ginjal yang berbeda-beda.
"Jadi kalau memberikan painkiller harus dengan indikasi tertentu dan jangka pemberian yang terbatas. Yang sering terjadi adalah kadang pasiennya beli sendiri karena sudah tahu kalau beli obat ini (pereda nyeri) sakitnya hilang, lalu beli sendiri,"
Maka dari itu, Aida menyampaikan agar konsumsi obat pereda nyeri ini harus didasarkan pada resep dokter sesuai kondisi pasien.
Minum Air yang Cukup Bisa Cegah Sakit Ginjal
Jika Anda minum banyak obat, ada baiknya juga memastikan kalau tubuh terhidrasi dengan baik.
Soalnya, minum banyak air membantu kita menjaga ginjal agar tetap sehat.
Tapi, berapa banyak harus minum air putih untuk ginjal yang sehat?
National Health Service (NHS) merekomendasikan wanita harus minum delapan gelas air putih sehari (200 ml per gelas) dan pria 10 gelas sehari. Rekomendasi ini juga didukung oleh rekomendasi Eropa.
Menurut Kidney Research UK, minum banyak cairan membantu ginjal membersihkan natrium, urea, dan produk limbah lainnya dari tubuh.
Menurut para peneliti di Australia dan Kanada, banyak minum air dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.
Rekomendasi jumlah cairan ini sebetulnya tidak harus dipenuhi semuanya dengan air putih, tetapi bisa juga ditambah dengan konsumsi cairan lainnya.
Beberapa makanan tinggi cairan, seperti sup, semangka, mentimun, tomat, apel, dan lainnya.
Bagi sebagian orang, rekomendasi delapan atau 10 gelas setiap harinya mungkin sudah cukup menghidrasi, namun bagi sebagian lainnya tidak.
Sebab, setiap orang memiliki tingkat kebutuhan cairan yang berbeda dan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Mayo Clinic, faktor-faktor tersebut antara lain:
- Olahraga
Seseorang yang banyak melakukan aktivitas fisik akan lebih banyak berkeringat, sehingga individu tersebut butuh lebih banyak cairan untuk menggantikan cairan yang hilang tersebut.
Bagi mereka yang berolahraga, penting untuk minum sebelum, selama, dan sesudah olahraga.
Baca Juga: Astaga, Jangan Sampai Belimbing Dimakan Orang dengan Kondisi Ini, Bisa Sebabkan Penyakit Serius
- Lingkungan
Lingkungan yang panas atau lembap bisa membuat seseorang lebih berkeringat sehingga memerlukan lebih banyak cairan tambahan.
Dehidrasi juga bisa terjadi di ketinggian.
- Kondisi kesehatan
Tubuh akan kehilangan cairan ketika seseorang mengalami demam, muntah, atau diare.
Pada kondisi tersebut, dokter akan menganjurkan untuk minum lebih banyak.
Kondisi lain yang mungkin memerlukan asupan cairan lebih termasuk infeksi kandung kemih dan batu saluran kemih.
Individu dengan penyakit ginjal, terutama jika ginjalnya telah berhenti bekerja dan sedang menjalani perawatan seperti cuci darah, harus memantau asupan cairan dengan sangat berhati-hati.
- Hamil dan menyusui
Wanita yang sedang hamil atau menyusui perlu cairan tambahan untuk menjaga tubuhnya tetap terhidrasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsumsi Obat Hipertensi Bisa Merusak Ginjal, Benarkah? Ini Kata Dokter"