SajianSedap.com - Makanan penyebab sakit ginjal ternyata bisa dari mana saja.
Bahkan, obat-obatan juga bisa jadi makanan penyebab sakit ginjal.
Anda pun harus tahu deretan makanan penyebab sakit ginjal ini.
Ya, konsumsi obat sembarangan dalam jangan panjang bisa sebabkan sakit ginjal, lo.
Hal ini dibenarkan oleh seorang profesor yang memang ahli di bidangnya.
Ia menyebut kalau segala jenis obat sangat rentan menyebabkan sakit ginjal.
Anda pun harus waspada mulai sekarang.
Dokter Benarkan Konsumsi Obat Sembarangan Bisa Sebabkan Sakit Ginjal
Sebagian obat jika dikonsumsi dalam jangka panjang bisa menyebabkan banyak kerugian daripada manfaatnya.
Pada beberapa kasus, salah satu organ yang berisiko tinggi terkena efek samping dari penggunaan obat terus-menerus ini adalah ginjal.
"Beberapa macam obat kalau diminum tanpa resep dokter, apalagi jangka panjang bisa berbahaya untuk ginjal," Demikian kata Prof. Zubairi Djoerban, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Hematologi Onkologi Medik, dalam unggahan terbarunya seputar dampak obat dan ginjal di Instagram, @profesorzubairi.
Dokter yang juga menjabat sebagai ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut menuturkan, dampak kerusakan ginjal bisa diperparah ketika obat itu dikonsumsi tanpa resep dokter.
Lalu, jenis obat apa saja yang berisiko merusak ginjal jika dikonsumsi jangka panjang?
"Obat apapun termasuk vitamin, obat penyakit HIV, obat tekanan darah tinggi, antibiotik."
"Pada prinsipnya, kalau minum obat jangka panjang itu harus dengan resep dokter," sambung Zubairi.
Dampak konsumsi obat sembarangan pada ginjal
Menurut laporan National Kidney Foundation, 3-5 persen kasus gagal ginjal kronis di Amerika
Serikat setiap tahun ditemukan akibat penggunaan obat pereda nyeri yang berlebihan.
Obat-obatan pereda nyeri (tanpa resep dokter) dijual bebas dan tergolong sebagai obat yang paling sering digunakan dalam keadaan sakit ringan seperti pilek, sakit kepala, nyeri otot, kram menstruasi, sinusitis sampai sakit gigi.
Meski obat ini pada umumnya relatif aman dikonsumsi, tapi perlu disadari bahwa tingkat konsumsi yang terlalu sering dan berlebihan juga memiliki risiko, termasuk kerusakan ginjal.
Kerusakan ginjal akibat konsumsi sejumlah jenis obat dalam jangka panjang itu disebabkan oleh efek samping dari dosis tinggi.
Fungsi ginjal sebagai penyaring racun di dalam tubuh, dapat terpengaruh oleh efek samping dan zat kimia dosis obat jangka panjang tanpa perhitungan resep dokter.
Efeknya bisa membuat aliran darah ke ginjal menjadi terhambat dan bisa merusak jaringan dan struktur ginjal.
Ketika strukturnya sudah tidak lagi prima, ditambah dengan faktor usia, semakin tua umur seseorang fungsi ginjal dapat berkurang, kondisi seperti ini bisa membuat risiko kerusakan ginjal menjadi suatu hal yang sulit dihindari.
Lain hal jika konsumsi obat jangka panjang atas saran dokter.
Biasanya, dokter akan menakar tingkat reaksi seseorang pada penggunaan obat-obatan agar diracik dalam dosis tertentu sehingga aman dipakai dalam jangka panjang.
Minum Air yang Cukup Bisa Cegah Sakit Ginjal
Jika Anda minum banyak obat, ada baiknya juga memastikan kalau tubuh terhidrasi dengan baik.
Soalnya, minum banyak air membantu kita menjaga ginjal agar tetap sehat.
Tapi, berapa banyak harus minum air putih untuk ginjal yang sehat?
National Health Service (NHS) merekomendasikan wanita harus minum delapan gelas air putih sehari (200 ml per gelas) dan pria 10 gelas sehari. Rekomendasi ini juga didukung oleh rekomendasi Eropa.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Menurut Kidney Research UK, minum banyak cairan membantu ginjal membersihkan natrium, urea, dan produk limbah lainnya dari tubuh.
Menurut para peneliti di Australia dan Kanada, banyak minum air dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.
Rekomendasi jumlah cairan ini sebetulnya tidak harus dipenuhi semuanya dengan air putih, tetapi bisa juga ditambah dengan konsumsi cairan lainnya.
Beberapa makanan tinggi cairan, seperti sup, semangka, mentimun, tomat, apel, dan lainnya.
Bagi sebagian orang, rekomendasi delapan atau 10 gelas setiap harinya mungkin sudah cukup menghidrasi, namun bagi sebagian lainnya tidak.
Sebab, setiap orang memiliki tingkat kebutuhan cairan yang berbeda dan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Mayo Clinic, faktor-faktor tersebut antara lain:
- Olahraga
Seseorang yang banyak melakukan aktivitas fisik akan lebih banyak berkeringat, sehingga individu tersebut butuh lebih banyak cairan untuk menggantikan cairan yang hilang tersebut.
Bagi mereka yang berolahraga, penting untuk minum sebelum, selama, dan sesudah olahraga.
- Lingkungan
Baca Juga: Makanan Penyebab Keputihan yang Nggak Disangka, Salah Satunya Sayur Kesukaan Banyak Orang ini
Lingkungan yang panas atau lembap bisa membuat seseorang lebih berkeringat sehingga memerlukan lebih banyak cairan tambahan.
Dehidrasi juga bisa terjadi di ketinggian.
- Kondisi kesehatan
Tubuh akan kehilangan cairan ketika seseorang mengalami demam, muntah, atau diare.
Pada kondisi tersebut, dokter akan menganjurkan untuk minum lebih banyak.
Kondisi lain yang mungkin memerlukan asupan cairan lebih termasuk infeksi kandung kemih dan batu saluran kemih.
Individu dengan penyakit ginjal, terutama jika ginjalnya telah berhenti bekerja dan sedang menjalani perawatan seperti cuci darah, harus memantau asupan cairan dengan sangat berhati-hati.
- Hamil dan menyusui
Wanita yang sedang hamil atau menyusui perlu cairan tambahan untuk menjaga tubuhnya tetap terhidrasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsumsi Obat Sembarangan Bisa Merusak Ginjal, Simak Penjelasannya"