Korban mereka adalah pasangan dan tetangga yang terganggu tidurnya karena mendengar dengkuran keras di malam hari.
The British Snoring and Sleep Apnoea membuat survei perihal mendengkur di pekan stop mendengkur lalu.
Survei itu menemukan 54 persen orang terganggu liburannya gara-gara orang mendengkur.
41 persen orang tidur terpisah dari pasangannya dan 43 persen orang mengenakan penyumbat telinga saat liburan karena mendengkur.
Malu dan dijauhi orang gara-gara mendengkur pernah dialami oleh Rex Sils, seorang project manager dari London Tenggara.
Pria berusia 58 tahun ini mengalami masalah mendengkur kurang lebih 20 tahun lalu sesudah kecelakaan mobil yang menyebabkan cedera di hidung dan pipi.
Satu kejadian yang memalukan pernah dialami ketika ia sedang melintasi selat Inggris naik kapal.
“Saya tertidur saat membaca buku dan dibangunkan oleh orang-orang di sekitar saya. Ketika itu saya harus pindah ke tempat lain di feri karena kejadian memalukan itu,” katanya.
Saluran Napas Rilek Korban dengkurannya yang setia adalah istrinya.
Istri yang dinikahi selama lebih dari 20 tahun itu selalu tidur di ranjang yang sama.
Namun si istri akan pindah ke kamar lain jika suara dengkuran sudah tak bisa ditoleransi.