SajianSedap.com - Pesawat Lion Air JT330 tujuan Palembang yang baru-baru ini lepas landas dari Bandara Soetta, akhirnya harus kembali ke bandara asal.
Beredar foto mesin pesawat lion Air JT330 terbakar dan diduga jadi penyebab mengapa pesawat Lion Air JT 330 harus return to base.
Pihak maskapai sendiri belum memberikan keterangan terkait foto yang beredar serta penyebab pasti kendala penerbangan Lion Air JT 330.
Membahas mengenai kebakaran pesawat, rupanya kejadian ini pernah juga dialami oleh maskapai lain.
Sekali lagi, meski disebut sebagai salah satu kendaraan umum paling aman, namun beberapa kecelakaan pesawat yang terjadi memang memiliki fatalitas yang tinggi.
Bahkan seluruh penumpang bisa saja meninggal dunia.
Nah, selain Lion Air, rupanya kebakaran pesawat juga pernah dialami oleh setidaknya 3 maskapai lain.
Bahkan hal ini menyebabkan menimbulkan adanya korban jiwa.
Hal ini tentu jadi pengingat berbagai pihak untuk selalu menjaga keamanan dan kondisi pesawat sebelum lepas landas.
Lantas maskapai apa saja yang juga mengalami kebakaran di udara ini?
Berikut ini ulasan lengkapnya.
Peristiwa Kebakaran Pesawat
Selain Pesawat Lion Air JT330 yang dikabarkan mengalami kebakaran mesin di udara, ada 3 maskapai lain yang juga terlibat kecelakaan yang berhubungan dengan api.
1. Air Canada 797 Sensor asap
Air Canada 797 sebuah DC-9. terbang pada ketinggian 33.000 kaki dalam perjalanan dari Dallas ke Toronto pada 2 Juni 1983.
Tanda-tanda masalah pertama terlihat dengan munculnya gumpalan asap yang keluar dari toilet belakang.
Asap hitam tebal segera memenuhi kabin, dan pesawat mulai turun darurat.
Hampir tidak bisa melihat panel instrumen karena asap, pilot mendaratkan pesawat di Cincinnati.
Tapi tak lama setelah pintu keluar dan jalur darurat dibuka, kabin meledak sebelum semua orang bisa keluar.
Dari 46 orang di dalamnya, 23 meninggal.
Pesawat toilet sejak itu juga dilengkapi dengan detektor asap dan alat pemadam api otomatis.
Dalam waktu 5 tahun, semua pesawat jet dilengkapi dengan lapisan penahan api pada bantalan kursi dan lampu lantai, untuk mengarahkan penumpang keluar dengan asap tebal.
Pesawat yang dibuat setelah 1988 memiliki lebih banyak bahan interior tahan api.
2. ValuJet 592 - Pencegahan kebakaran kargo
Pada 11 Mei 1996, ValuJet 592 yang terbakar tidak dapat mendaratkan pesawat tepat waktu, dan 110 orang tewas.
Kebakaran di DC-9 ini disebabkan oleh api dari generator oksigen kimia yang dikemas secara ilegal oleh SabreTech, kontraktor pemeliharaan maskapai tersebut.
Insiden ini memacu FAA mendorong peningkatan perlindungan pada kompartemen kargo jet penumpang.
Semua pesawat komersial juga wajib memiliki detektor asap dan alat pemadam api otomatis di ruang kargo.
Sekaligus memperkuat aturan untuk tidak membawa kargo berbahaya di pesawat.
3. TWA 800 - Menghilangkan percikan listrik
Pada 17 Juli 1996, TWA Flight 800 sebuah Boeing 747 dari New York menuju Paris, meledak di udara.
Semua 230 penumpang tewas dan menimbulkan kontroversi besar.
NTSB menepis kemungkinan serangan bom atau rudal teroris.
Setelah dengan susah payah memasang kembali puing-puing, disimpulkan bahwa ada asap dari tangki bahan bakar sayap tengah pesawat yang hampir kosong.
Itu kemungkinan besar terbakar setelah korsleting di bundel kawat menimbulkan percikan api di sensor pengukur bahan bakar.
FAA sejak itu mengamanatkan perubahan untuk mengurangi percikan dari kabel yang rusak dan sumber lainnya.
Sementara itu, Boeing mengembangkan “fuel-inerting system”, yang menyuntikkan gas nitrogen ke tangki bahan bakar untuk mengurangi kemungkinan ledakan.
Sistem itu selanjutnya dipasang di semua pesawat yang baru dibuat.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 13 Kecelakaan Pesawat yang Mengubah Penerbangan Dunia