Jawabannya adalah iya.
Namun, ternyata perselingkuhan bukan satu-satunya penyebab KDRT, lo.
Melansir dari Nakita.ID, Ni Made Diah Ayu Anggreni, M.Psi, Psikolog Klinis, psikolog di Personal Growth mengungkapkan ada 3 penyebab KDRT.
Yang pertama adalah faktor individu, seperti kepribadian dan edukasi yang rendah.
Kemudian, faktor hubungan suami-istri yang biasanya ada salah satu pihak yang merasa tidak puas dengan pasangannya sendiri.
Sehingga memilih untuk berselingkuh seperti kasus KDRT di atas.
Yang terakhir adalah faktor sosial, terutama bagi pasutri yang status ekonomi rumah tangganya sedang rendah.
Selain bisa menimbulkan trauma pada korban, KDRT ternyata berdampak besar bagi kehidupan anak, lo.
Apalagi kalau sang anak menyaksikan perlakuan KDRT orang tuanya seperti yang terjadi di Tangsel.
Melansir dari Kompas.com, Psikolog Klinis UGM, Anggiastri Hanantyasari Utami mengatakan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan pasangan suami istri akan memberi dampak buruk bagi psikis anak.
Bahkan dampaknya bisa mengganggu kesehatan mental mereka.