"Anak cenderung memiliki kecenderungan mengalami gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), depresi bahkan pikiran atau perilaku yang mengarah pada upaya bunuh diri," ucap dia melansir laman Antara, Selasa (11/10/2022).
Dia mengaku, ketika menyaksikan KDRT juga bisa memicu kecemasan dan ketakutan akan pengabaian orang dewasa.
Biasanya, kata, dia orang dewasa atau orangtua dalam kondisi tidak sehat secara mental, maka akan mempengaruhi mereka dalam merawat dan mengasuh anak.
Ada penelitian yang menyebut jika sering menyaksikan atau berada pada situasi tertekan terus-menerus dapat membuat anak mengalami gangguan perkembangan pada otaknya.
Sehingga mempengaruhi kemampuan berpikir, berbahasa, emosi dan perilaku, lanjut dia.
Bukan hanya itu, perilaku yang tidak baik dalam KDRT bisa ditiru oleh anaknya.
Hal itu membuat kekerasan akan terulang kembali pada masa depan.
"Ketika anak sudah mencapai usia 5 tahun ke atas, perilaku agresif yang ditunjukkan orangtua dapat membuat anak meniru perilaku agresif tersebut dan diterapkan sebagai cara dia menyelesaikan masalahnya di kemudian hari," ucap perempuan yang juga jadi Anggota Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia.
Untuk itu, Anda harus waspada dan peka terhadap tindak kekerasan di sekitar Anda.
Kalau Anda melihat atau mengetahui kekerasan di sekitar, Anda bisa langsung melaporkannya.