Karyawan Twitter Kompak "Resign" Berjemaah, Ternyata Ini Deretan Kontroversi Elon Musk yang Kerap Bikin Geleng Kepala

By Virny Apriliyanty, Sabtu, 19 November 2022 | 17:10 WIB
Karyawan Twitter Resign Efek Ultimatum Elon Musk (Kompas.com)

Terlepas dari pemblokiran akses masuk kantor, Musk saat ini belum mencopot akses dan akun para karyawan Twitter pasca-ultimatum diberikan.

Sebab, dia dan timnya konon tengah mengumpulkan data seputar siapa saja yang setuju dengan ultimatumnya tadi, begitu juga siapa saja yang tidak setuju dan memilih resign, sebelum karyawan tersebut dinonaktifkan dari database.

Lalu pertanyaannya, mengapa ya Elon Musk tertarik membeli Twitter?

Ternyata, satu orang terkaya di dunia itu memang sudah lama menyatakan ingin membeli Twitter guna mengatur moderasi konten dan memprioritaskan kebebasan berbicara.

Gagasan itu termasuk memulihkan akun Twitter mantan presiden AS, Donald Trump, yang diblokir permanen.

Dalam laporannya, Bloomberg bahkan menaksir bahwa Elon Musk akan memulihkan semua akun yang diblokir permanen dari Twitter.

Pasalnya, beberapa bulan lalu Musk berkata "Saya kira kami ingin, namun sangat enggan untuk menghapus sesuatu. (Kami) hanya sangat berhati-hati tentang blokir permanen. Anda tahu, batas waktu akan lebih baik dibanding blokir permanen."

Meski terkesan "bebas" Musk tetap akan menyusun kebijakan baru untuk mengatur konten di Twitter.

"Twitter jelas tidak bisa menjadi neraka yang bebas untuk semuanya, di mana apapun bisa dikatakan tanpa konsekuensi!," ujarnya kala itu.

Selain alasan di atas, bisa jadi Musk tertarik membeli Twitter karena kekayaannya yang juga melimpah ruah.

Soalnya, di usia 51 tahun, Ia berhasil menjadi salah satu orang terkaya termuda di dunia, lo.

Baca Juga: Bersebelahan dengan Ashraf Sinclair di IGD, Wanita Ini Ceritakan Detik-detik BCL Antar Suami ke RS! Panik Hingga Berteriak Minta Tolong

Dikutip dari Forbes, per 28 Oktober 2022, tercatat total kekayaan Elon Musk mencapai 221,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.440 triliun).

Total kekayaan itu naik sebesar 330 juta dollar AS (sekitar 5,1 triliun) atau 0,15 persen dari periode hari perdagangan sebelumnya.

Sebagaimana umum diketahui, sebelum mengakuisisi Twitter, Musk telah dikenal dengan dua perusahaan besar teknologinya, yakni perusahaan produsen mobil listrik Tesla dan perusahaan produsen pesawat luar angkasa SpaceX.

Dua perusahaan tersebut sekaligus menjadi sumber terbesar kekayaan Musk.

Sebagaimana rangkuman Forbes, Musk memiliki saham dan opsi sebesar 25% di Tesla, dengan lebih dari setengahnya digunakan sebagai jaminan pinjaman.

Aset di Tesla itulah yang dipakai Musk meminjam dana ke pihak bank senilai 12,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 194 triliun) untuk membantunya melunasi transaksi pembelian Twitter.

Sementara itu, untuk perusahaan SpaceX, setelah putaran pendanaan Mei 2022, perusahaan ini memiliki nilai mencapai 127 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.980 triliun).

Selain dua perusahaan ini, Musk juga memiliki beberapa aset di beberapa perusahaan lain.

Misalnya, perusahan pembangunan infrastruktur, The Boring Company, yang pada putaran pendanaan April 2022 tercatat berhasil memiliki nilai mencapai 5,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 88 triliun.

Bahkan, Musk juga sempat memiliki saham Twitter sekitar 9 persen, sebelum akhirnya diakuisisi semua sisanya pada 27 Oktober 2022, dengan membayar harga per saham dari para pemegang saham senilai 54,20 dollar AS atau sekitar Rp 840.000.