Karyawan Twitter Kompak "Resign" Berjemaah, Ternyata Ini Deretan Kontroversi Elon Musk yang Kerap Bikin Geleng Kepala

By Virny Apriliyanty, Sabtu, 19 November 2022 | 17:10 WIB
Karyawan Twitter Resign Efek Ultimatum Elon Musk (Kompas.com)

SajianSedap.com - Twitter baru-baru ini jadi trending topic.

Ya, kalau biasanya trending topic ada di Twitter, kali ini giliran si media sosial yang jadi bahan pembicaraan.

Pasalnya, banyak karyawannya yang resign berjamaah sehingga kantor Twitter harus ditutup, lo.

Penyebabnya ternyata tak jauh-jauh dari pemilik Twitter yang baru, Elon Musk.

Ya, pria yang masuk jajaran orang terkaya di dunia ini diketahui baru membeli Twitter pada Oktober 2022 lalu.

Tapi, banyak gebrakannya yang justru sudah bikin gonjang ganjing di perusahaan berlambang burung biru itu, lo.

Ya, menilik ke belakang, Elon Musk diketahui telah merampungkan pengambil-alihan Twitter Inc pada Kamis (27/10/2022).

Adapun harga yang disetujui yakni 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 685 triliun.

Seperti diketahui, Twitter merupakan salah satu platform media sosial berpengaruh di dunia saat ini.

Dilansir dari Wall Street Jurnal, Jumat (28/10/2022), semenjak akan dibeli secara resmi, saham TWTR naik sebesar 0,66 persen.

Sayangnya, banyak keputusan Musk yang bikin karyawan sakit kepala.

Baca Juga: Sering Uring-uringan Semenjak Pandemi Corona, Istri Kaget saat Lihat Suami Ceria Cuma Gara-gara Hal ini, 'Enggak Nyangka Efeknya Bisa Begini'

Salah satunya adalah Musk mengirim ultimatum ke karyawan Twitter, meminta mereka untuk bekerja lebih keras dari sebelumnya atau mengundurkan diri jika tidak berkenan.

Ultimatum itu dibagikan kepada karyawan Twitter dalam sebuah e-mail pada Rabu (16/11/2022) pukul 17.00 waktu setempat.

Karyawan diberi tenggat waktu satu hari (24 jam) hingga Kamis (17/11/2022) pukul 17.00 waktu setempat untuk memberikan jawaban.

Menurut kabar terbaru, karyawan Twitter memberikan respons di luar dugaan.

Mereka disebut melawan dan memberontak ultimatum Musk tersebut dengan cara mengundurkan diri atau resign berjemaah.

Elon Musk. Gambar diambil pada 10 Februari 2022, di fasilitas SpaceX di Boca Chica, Texas, Amerika Serikat.

Belum ada informasi pasti soal berapa jumlah karyawan yang memutuskan resign.

Menurut laporan The Verge, ada ratusan karyawan Twitter yang kompak mengundurkan diri bersamaan, sebagai bentuk penolakan ultimatum Musk yang meminta bekerja lebih keras untuk perusahaan.

Mereka yang resign kabarnya saling memberikan salam perpisahan di kanal Slack.

Salah satu karyawan yang memutuskan resign mengatakan pada The Verge bahwa platform Twitter sedang di ujung tanduk.

"Rasanya, semua orang yang membuat tempat ini (Twitter) menjadi luar biasa, pergi," kata salah satu karyawan yang identitasnya tidak diungkap.

Baca Juga: Waduh! Kaesang Pangarep Janji Akan Marahi Iriana Jokowi Lantaran Cuitan Warganet di Twitter, 'Maaf Pak Saya Baru Tahu'

"Akan sulit bagi Twitter untuk pulih dari keterpurukan ini, seberapa pun kerasnya upaya-upaya yang dilakukan mereka yang tetap bertahan," kata karyawan lain yang juga tidak diungkap identitasnya.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Musk membuat gebrakan mengejutkan di Twitter.

Bahkan, sejak hari pertama membeli Twitter, Musk sudah bikin pekerjanya jantungan.

Soalnya, Musk diketahui langsung memecat Chief Executive Officer (CEO) Twitter Parag Agrawal dan Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal setelah kesepakatan ditutup.

Selain itu, masih ada 2 petinggi Twitter lain yang juga dipecat Musk.

Menurut sumber internal, setidaknya salah satu eksekutif yang dipecat Elon Musk, sampai dikawal keluar gedung kantor pusat Twitter di San Francisco, AS, alias harus meninggalkan kantor Twitter saat itu juga.

Selain memecat empat eksekutif Twitter, perubahan lainnya yang ditempuh Elon Musk yaitu membentuk dewan moderasi konten.

Dewan ini kabarnya akan memegang peranan utama dari keputusan terkait kebijakan sensor dan pemulihan akun, dilansir dari PCMag.

Menurut twit yang diunggah Elon Musk di Twitter, dewan yang ia bentuk itu akan memiliki sudut pandang yang beragam.

"Tidak ada putusan konten atau pemulihan akun yang terjadi sebelum dewan sidang," kata Musk melalui akun Twitter pribadi berhandle @elonmusk.

Wah, memang Elon penuh banget dengan kontroversi.

Baca Juga: Marah-marah Cuma Dapat Makanan Seadanya dari Kampus Akibat Covid-19, Mahasiswa Ini Dibanjiri Komentar Pedas Warganet, 'Belajar Buat Bersyukur!'

Jadi, gimana nasib Twitter sekarang, masih akan jadi pertanyaan banyak orang.

Pasalnya, diketahui kalau karyawan yang resign berjaam tersebut kebanyakan adalah orang-orang di jabatan penting.

Dari sekian banyak yang memilih untuk mengundurkan diri, beberapa di antaranya kabarnya merupakan orang-orang penting yang mengurus sistem internal di Twitter agar berjalan dengan lancar.

Konon, Musk sempat mengadakan sebuah rapat terbatas dengan orang-orang tersebut.

Dalam pertemuan ini, Musk dikabarkan sempat "melunak".

Ilustrasi Twitter

Tidak disebutkan apakah karyawan-karyawan yang ditemui Musk itu masih memilih resign atau justru tidak jadi mengundurkan diri dan tetap bekerja di Twitter.

Yang jelas beberapa saat setelah tenggat waktu ultimatum yang diberikan Musk tadi berakhir, Musk kabarnya langsung menerapkan "kebijakan" baru yang berlaku efektif hingga Senin (21/11/2022).

Kebijakan tersebut kabarnya bakal memblokir seluruh akses masuk karyawan ke kantor Twitter mana pun hingga Senin pekan depan.

Tidak dijelaskan mengapa Musk melakukan hal ini.

Namun, informasi yang beredar menyebutkan bahwa keputusan Musk itu dilakukan karena dia khawatir jika karyawan Twitter, mungkin orang-orang penting tadi, melakukan aksi sabotase terhadap Twitter.

Baca Juga: Sebut Corona Bisa Musnah di Bulan Mei, Dokter Kondang IniJuga Ungkap Ramuan yang Ia Konsumsi Setiap Hari hingga Viral di Twitter

Terlepas dari pemblokiran akses masuk kantor, Musk saat ini belum mencopot akses dan akun para karyawan Twitter pasca-ultimatum diberikan.

Sebab, dia dan timnya konon tengah mengumpulkan data seputar siapa saja yang setuju dengan ultimatumnya tadi, begitu juga siapa saja yang tidak setuju dan memilih resign, sebelum karyawan tersebut dinonaktifkan dari database.

Lalu pertanyaannya, mengapa ya Elon Musk tertarik membeli Twitter?

Ternyata, satu orang terkaya di dunia itu memang sudah lama menyatakan ingin membeli Twitter guna mengatur moderasi konten dan memprioritaskan kebebasan berbicara.

Gagasan itu termasuk memulihkan akun Twitter mantan presiden AS, Donald Trump, yang diblokir permanen.

Dalam laporannya, Bloomberg bahkan menaksir bahwa Elon Musk akan memulihkan semua akun yang diblokir permanen dari Twitter.

Pasalnya, beberapa bulan lalu Musk berkata "Saya kira kami ingin, namun sangat enggan untuk menghapus sesuatu. (Kami) hanya sangat berhati-hati tentang blokir permanen. Anda tahu, batas waktu akan lebih baik dibanding blokir permanen."

Meski terkesan "bebas" Musk tetap akan menyusun kebijakan baru untuk mengatur konten di Twitter.

"Twitter jelas tidak bisa menjadi neraka yang bebas untuk semuanya, di mana apapun bisa dikatakan tanpa konsekuensi!," ujarnya kala itu.

Selain alasan di atas, bisa jadi Musk tertarik membeli Twitter karena kekayaannya yang juga melimpah ruah.

Soalnya, di usia 51 tahun, Ia berhasil menjadi salah satu orang terkaya termuda di dunia, lo.

Baca Juga: Bersebelahan dengan Ashraf Sinclair di IGD, Wanita Ini Ceritakan Detik-detik BCL Antar Suami ke RS! Panik Hingga Berteriak Minta Tolong

Dikutip dari Forbes, per 28 Oktober 2022, tercatat total kekayaan Elon Musk mencapai 221,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.440 triliun).

Total kekayaan itu naik sebesar 330 juta dollar AS (sekitar 5,1 triliun) atau 0,15 persen dari periode hari perdagangan sebelumnya.

Sebagaimana umum diketahui, sebelum mengakuisisi Twitter, Musk telah dikenal dengan dua perusahaan besar teknologinya, yakni perusahaan produsen mobil listrik Tesla dan perusahaan produsen pesawat luar angkasa SpaceX.

Dua perusahaan tersebut sekaligus menjadi sumber terbesar kekayaan Musk.

Sebagaimana rangkuman Forbes, Musk memiliki saham dan opsi sebesar 25% di Tesla, dengan lebih dari setengahnya digunakan sebagai jaminan pinjaman.

Aset di Tesla itulah yang dipakai Musk meminjam dana ke pihak bank senilai 12,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 194 triliun) untuk membantunya melunasi transaksi pembelian Twitter.

Sementara itu, untuk perusahaan SpaceX, setelah putaran pendanaan Mei 2022, perusahaan ini memiliki nilai mencapai 127 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.980 triliun).

Selain dua perusahaan ini, Musk juga memiliki beberapa aset di beberapa perusahaan lain.

Misalnya, perusahan pembangunan infrastruktur, The Boring Company, yang pada putaran pendanaan April 2022 tercatat berhasil memiliki nilai mencapai 5,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 88 triliun.

Bahkan, Musk juga sempat memiliki saham Twitter sekitar 9 persen, sebelum akhirnya diakuisisi semua sisanya pada 27 Oktober 2022, dengan membayar harga per saham dari para pemegang saham senilai 54,20 dollar AS atau sekitar Rp 840.000.