Aturan Minum Obat Jangka Panjang Supaya Tidak Kena Ginjal, Ahli Bongkar Mitos dan Fakta yang Harus Anda Catat!

By Virny Apriliyanty, Senin, 21 November 2022 | 15:25 WIB
Aturan Minum Obat Jangka Panjang Supaya Tidak Kena Ginjal (kimshealth.org)

Saat ini dunia pengobatan herbal sudah semakin maju sehingga ada obat-obatan herbal terstandar dan fitofarmaka sehingga dokter bisa memonitor efek sampingnya.

Beberapa apotek juga sudah menyediakan obat-obatan tersebut.

"Ada kondisi gangguan liver yang oleh dokter diobati dengan kurkuma atau temu lawak. Itu karena obat itu sudah terstandar," katanya.

Cara Konsumsi Vitamin C Supaya Aman untuk Ginjal

Melansir WebMD, vitamin C utamanya dapat menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat.

Tapi tetap saja, konsumsi vitamin C sebaiknya dilakukan secara bijak.

Beberapa orang mungkin harus mengonsumsi vitamin C dalam jumlah lebih tinggi untuk perawatan medis.

Nah, tidak tahu dosis ini jadi kesalahan utama yang sering terjadi pada konsumsi vitamin C.

Banyak orang ternyata mengonsumsi vitamin C secara berlebihan.

Padahal, vitamin C yang berlebihan ini sangatlah berbahaya bagi tubuh bahkan bisa sampai menyebabkan gagal ginjal.

Pasalnya, kelebihan vitamin C dikeluarkan dari tubuh sebagai oksalat, produk limbah tubuh.

Baca Juga: Tolong Kasih Tahu Suami Sekarang, 5 Bahan Bangunan ini Bisa Membahayakan Nyawa, Salah Satunya Bikin Ginjal Sampai Organ Reproduksi Rusak

Oksalat biasanya keluar dari tubuh melalui urine.

Tapi, dalam beberapa keadaan, oksalat dapat mengikat mineral dan membentuk kristal yang dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.

Mengonsumsi terlalu banyak vitamin C berpotensi meningkatkan jumlah oksalat dalam urine seseorang, sehingga meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.

Dalam sebuah penelitian yang meminta orang dewasa mengonsumsi suplemen 1.000 mg vitamin C dua kali sehari selama 6 hari, jumlah oksalat yang mereka keluarkan meningkat sebesar 20 persen.

Asupan vitamin C yang tinggi bukan hanya dikaitkan dengan jumlah oksalat dalam urine yang lebih besar, tetapi juga terkait dengan perkembangan batu ginjal, terutama jika seseorang mengonsumsinya dalam jumlah lebih dari 2.000 mg.

Kejadian gagal ginjal juga telah dilaporkan pada orang yang mengonsumsi lebih dari 2.000 mg dalam sehari.

Namun, kondisi ini termasuk sangat jarang terjadi, terutama pada orang sehat.