Selain itu, madu pun dipastikan aman untuk sebagian besar orang, kecuali untuk bayi di bawah usia satu tahun, dan mereka yang menderita alergi tertentu.
“ISPA adalah alasan paling sering untuk resep antibiotik.
Karena sebagian besar penyebabnya adalah virus, resep antibiotik tidak efektif dan tidak tepat," demikian tulis peneliti dalam studi ini.
"Namun, kurangnya alternatif yang efektif, serta keinginan untuk menjaga hubungan pasien-dokter, keduanya berkontribusi pada pemberian resep antibiotik yang berlebihan."
Padahal antibiotik dapat dikaitkan dengan "efek samping yang signifikan" baik pada anak-anak, maupun orang dewasa.
Para peneliti sampai pada kesimpulan ini, setelah melakukan pengamatan terhadap 14 kasus infeksi saluran pernapasan atas - di mana dua di antaranya menggunakan uji coba terkontrol dengan plasebo.
Ternyata, pasien yang mengonsumsi madu mengurangi durasi gejala flu biasa dalam 1-2 hari, dibandingkan dengan mereka yang menerima perawatan biasa.
Mereka juga menemukan, madu sangat efektif dalam mengatasi frekuensi dan keparahan batuk.
“Dibandingkan dengan perawatan biasa, pengurangan frekuensi batuk dan tingkat keparahan batuk juga signifikan secara statistik.”Intervensi madu" yang sedang dievaluasi meliputi madu murni, sirup Grintuss, sirup Honitus, dan madu yang dikombinasikan dengan susu dan kopi.
Namun, para peneliti mengaku sulit untuk mengetahui sejauh mana madu memperbaiki gejala tersebut, karena merupakan zat yang kompleks dan heterogen.
Meski demikian, mereka tetap merekomendasikan madu sebagai alternatif yang efektif untuk antibiotik.
“Ketika dokter ingin meresepkan obat untuk ISPA, kami akan merekomendasikan madu sebagai alternatif antibiotik."