SajianSedap.com - Coba lihat di dapur sekarang, apakah ada teko plastik di sana?
Teko plastik memang sering digunakan untuk memasak air tanpa harus mendidihkannya di panci.
Apalagi teko plastik untuk memasak air panas ini sangat murah dibeli di pasaran dibandingkan dengan teko dengan bahan stainless steel.
Tapi, tahukah kamu kalau ternyata ada bahaya teko plastik, loh!
Wah, apa sajakah itu?
Bahaya Masak Air dengan Teko Plastik
Kalau kamu masih masak air di teko plastik, mulai sekarang mending STOP ya, Sase Lovers.
Kenapa?
Karena ternyata ada bahaya masak air dengan teko plastik yang belum banyak diketahui orang.
Dilansir dari fohen.co.uk, Rabu (14/12/2022), teko atau ceret plastik melepaskan bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kesehatan kita.
Bahan kimia ini sama dengan yang ditemukan dalam produk plastik yang tidak aman bagi manusia dan hewan.
Jika kamu siap mempelajari lebih lanjut tentang potensi risiko kesehatan dari minum dari ceret plastik, simak artikel berikut ini.
Baca Juga: Trik Bersihkan Teko Listrik, Jangan Sembarangan Biar Gak Rusak
1. Efek samping yang mengkhawatirkan
Banyak penelitian menunjukkan bahwa plastik dapat menyebabkan efek samping yang mengkhawatirkan, seperti kanker dan kemandulan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal 'Nature Food' menunjukkan bahwa merebus air dalam ketel plastik tradisional dapat melepaskan lebih dari 10 juta partikel mikroplastik ke dalam satu liter air mendidih.
Pecahan kecil ini pasti akan berpindah ke cangkir mu saat membuat teh atau kopi atau bahkan ke dalam masakan saat menambahkan air mendidih ke dalam panci.
Ngeri banget kan, Sase Lovers?
2. Kesehatan bayi
Bukan hanya teko plastik yang terpengaruh, air mendidih juga memengaruhi plastik saat menyiapkan susu formula dalam botol bayi.
Penelitian menemukan bahwa rata-rata bayi berusia 12 bulan yang diberi susu formula meminum 2,6 juta partikel mikroplastik kecil setiap hari.
Sterilisasi dan paparan air bersuhu tinggi dapat melepaskan 16 juta partikel plastik per liter, demikian temuan studi tersebut.
Penelitian tersebut mengamati tiga toko dari produsen berbeda di Inggris.
Dunzhu Li, Peneliti dari Trinity College Dublin menyarankan untuk membilas botol yang sudah disterilkan dengan air dingin yang telah direbus dalam ceret non-plastik.
Hal ini untuk menghilangkan mikroplastik yang terlepas selama sterilisasi.
3. Dampak lingkungan dari plastik
Kita semua tahu bahwa plastik bukanlah bahan yang paling ramah lingkungan untuk digunakan.
Faktanya, dibutuhkan sekitar 1.000 tahun untuk satu ton plastik terurai sepenuhnya.
Ini berarti bahwa kecuali kamu memiliki umur yang sangat, sangat panjang, ada kemungkinan ceret mu akan berakhir sebagai salah satu produk sampingan beracun dari produksi plastik.
Inilah alasan mengapa beberapa negara mulai mengambil langkah-langkah untuk melarang produksi dan penggunaan teko plastik.
Semoga bermanfaat!