Imbasnya, timing pengapian bisa berubah dan menyebabkan akselerasi mesin bermasalah.
Hal itu terlihat dari gejala mesin brebet atau tenaga mesin ngedrop.
Pakar Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes) Widya Aryadi menjelaskan, kondensasi uap air yang cukup tinggi bisa dicegah dengan mengisi bahan bakar secara penuh.
Dengan demikian, ruang kosong di dalam tangki jadi kedap udara.
"Celah tersisa di tangki memicu ruang udara yang mengisi. Lama-kelamaan faktor alamiah cuaca yang berubah-ubah menyebabkan kondensasi yang menciptakan uap air. Kadar air yang tinggi berpeluang menganggu sistem kompresi," kata Widya dihubungi Kompas.com, Jumat (2/12/2022).
Membahas mengenai penurunan kualitas BBM, Widya menjelaskan, hal itu murni akibat sifat alami air yang tak mungkin menyatu dengan bahan bakar.
Air akan mengendap di dasar tangki bercampur kotoran dan lumpur dari sulfur.
Meskipun demikian, kondisi tangki yang terisi setengah bahkan hampir batas terbawah, menyebabkan air terhisap naik seirama guncangan saat mobil jalan.
"Jadi, isi tangki full banyak manfaatnya, pertama adalah fuel pump bekerja lebih ringan. Dan yang terpenting mencegah air naik sampai ruang bakar. Air bisa terhisap akibat tangki terguncang dan di luar sepengetahuan lolos filtrasi waterseparator, hal ini mungkin saja terjadi karena tangki BBM kosong, filter fuel pump tak bisa menyaring kotoran yang ikut tersedot," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, tangki yang sering kosong bisa menyebabkan korosi.
Baca Juga: 6 Benda yang Tidak Boleh Dicuci dengan Sabun Cuci Piring, Orang Indonesia Sering Banget Lakukan
Hal itu bisa berbahaya jika sampai keropos dan bahan bakar bocor.