SajianSedap.com - Ternyata isi bensin yang paling baik adalah full tank.
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini kan?
Apalagi masyarakat Indonesia yang kebanyakan memiliki kendaraan bermotor.
Tapi, tahukah kamu kalau isi bensin full tank ini sangat penting dan berpengaruh pada performa kendaraan, lo.
Makanya, ahli menyarankan kita untuk selalu mengisi bensin full tank.
Pasalnya, ada bahaya tersembunyi klaau jarang isi bensin full tank.
Yuk, cari tahu.
Bahaya Jarang Isi Bensin Full Tank
Seiring naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), banyak pengguna mobil yang menggunakan berbagai trik.
Salah satunya menerapkan metode full to full sebagai solusi untuk mengetahui secara akurat seberapa efisien konsumsi bahan bakar harian.
Tak hanya itu, cara ini juga bermanfaat untuk kesehatan mesin dalam jangka panjang.
Isi bahan bakar sampai full bisa mencegah munculnya gelembung air yang merusak kompresi pengapian mesin.
Baca Juga: Cara Membersihkan Tumpahan Makanan dari Jok Mobil, Gak Cukup Kalau Cuma Pakai Tisu
Imbasnya, timing pengapian bisa berubah dan menyebabkan akselerasi mesin bermasalah.
Hal itu terlihat dari gejala mesin brebet atau tenaga mesin ngedrop.
Pakar Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes) Widya Aryadi menjelaskan, kondensasi uap air yang cukup tinggi bisa dicegah dengan mengisi bahan bakar secara penuh.
Dengan demikian, ruang kosong di dalam tangki jadi kedap udara.
"Celah tersisa di tangki memicu ruang udara yang mengisi. Lama-kelamaan faktor alamiah cuaca yang berubah-ubah menyebabkan kondensasi yang menciptakan uap air. Kadar air yang tinggi berpeluang menganggu sistem kompresi," kata Widya dihubungi Kompas.com, Jumat (2/12/2022).
Membahas mengenai penurunan kualitas BBM, Widya menjelaskan, hal itu murni akibat sifat alami air yang tak mungkin menyatu dengan bahan bakar.
Air akan mengendap di dasar tangki bercampur kotoran dan lumpur dari sulfur.
Meskipun demikian, kondisi tangki yang terisi setengah bahkan hampir batas terbawah, menyebabkan air terhisap naik seirama guncangan saat mobil jalan.
"Jadi, isi tangki full banyak manfaatnya, pertama adalah fuel pump bekerja lebih ringan. Dan yang terpenting mencegah air naik sampai ruang bakar. Air bisa terhisap akibat tangki terguncang dan di luar sepengetahuan lolos filtrasi waterseparator, hal ini mungkin saja terjadi karena tangki BBM kosong, filter fuel pump tak bisa menyaring kotoran yang ikut tersedot," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, tangki yang sering kosong bisa menyebabkan korosi.
Baca Juga: 6 Benda yang Tidak Boleh Dicuci dengan Sabun Cuci Piring, Orang Indonesia Sering Banget Lakukan
Hal itu bisa berbahaya jika sampai keropos dan bahan bakar bocor.
"Untuk model mobil generasi 2015 ke bawah banyak yang masih menggunakan tangki berbahan besi. Kadar air yang mengendap bisa menyebabkan karat dan lubang yang memicu kebakaran bahkan ledakan besar," kata Bambang.
Hasil Penelitian Terkait Air Mineral yang Terpapar PanasLain kali, ketika menemukan air mineral yang tersimpan dalam mobil, jangan langsung meminumnya.
Pikirkan dulu berapa lama air itu sudah tersimpan dalam mobil dan berapa panas paparan sinar matahari yang mengenai air minum kemasan itu.
Pilihan terbaik adalah mengurungkan niat anda untuk meminum air mineral tersebut.
Pasalnya, air mineral dalam kemasan plastik punya kemungkinan melepaskan zat yang berbahaya bagi tubuh jika ditinggalkan dalam kendaraan terlalu lama.
Saat mesin mobil dimatikan, suhu dalam mobil otomatis menjadi panas.
Belum lagi paparan sinar matahari yang membuat suhu mobil bisa mencapai 55-80 derajat Celcius.
Namun demikian, banyak penelitian yang dilakukan justru memberikan hasil yang beragam.
Seperti dikutip dalam attn.com, Christopher Hogan, Vice President of Communications of the International Bottled Water Association di Amerika. mengatakan bahwa isu di atas tidak sepenuhnya benar.
Baca Juga: Viral Mobil Digoyang saat Isi Bensin Supaya Penuh, Ternyata Justru Bisa Sebabkan Hal Berbahaya Ini
Botol air kemasan dibuat dengan PolyEthylene Terephthalate atau PET. Jenis plastik ini telah disetujui dan diatur oleh Food and Drug Administration (FDA) AS dan digunakan untuk mengemas jenis makanan dan minuman lainnya, termasuk selai kacang, jus , Bir, dan anggur.
Ada 2 jenis zat yang dikatakan bisa timbul jika air kemasan terpapar panas tinggi.
Yang pertama adalah diethylhexyl adipate (DEHA) dan bisphenol A (BPA).
Tapi, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh the Environmental and Water Resources Division of the Indian Institute of Technology Madras di tahun 2009, ditemukan fakta bahwa DEHA yang terkandung pada air kemasan yang terpapar sinar matahari sebenarnya masih aman untuk dikonsumsi.
Penelitian lainnya pada 2014 yang dilakukan oleh Lena Ma, seorang mahasiswi dari the University of Florida juga menyatakan hasil yang hampir sama.
Dia mengetes 16 merek botol mineral yang diletakan dalam kondisi terpapar panas tinggi selama 4 minggu.
Hasilnya, hanya 1 yang melewati batas aman konsumsi BPA.
Sisanya masih aman dikonsumsi.
Fakta / Mitos ?
Jadi, saat terpapar sinar matahari, air mineral memang akan melepaskan senyawa DEHA dan BPA.
Namun jumlahnya masih aman untuk diterima tubuh.
Akan tetapi, Hogan menyarankan kita untuk tidak lagi mengonsumsi air mineral yang disimpan dalam kondisi buruk seperti terpapar sinar matahari, sumber panas atau di daerah dengan bahan kimia yang menguap seperti bensin atau bahan pembersih.
Lena Ma juga menambahkan bahwa kandungan BPA & DEHA mungkin menjadi masalah jika disimpan lebih lama dalam kondisi buruk tersebut.
Intinya, lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?
Jadinya, walau belum diketahui fakta sesungguhnya dari air mineral yang disimpan dalam mobil, lebih baik kita urungkan niat saat akan meminumnya.
Pastikan tubuh mendapat sumber air yang segar setiap harinya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingat Lagi Manfaat Isi Bensin Full Tank untuk Mobil"