Dinobatkan Jadi Sup Terenak di Dunia, Ini Fakta Menarik dan Sejarah Rawon

By Amelia Pertamasari, Minggu, 6 Agustus 2023 | 13:40 WIB
Sejarah rawon yang dinobatkan jadi sup terenak di dunia. (Edy Gunawan)

SajianSedap.com - Saat ini hidangan khas Indonesia rawon sedang menjadi pusat perhatian dunia.

Makanan ini menjadi salah satu kuliner khas Indonesia lain yang dinobatkan sebagai salah satu kuliner terenak di dunia.

Rawon berhasil menduduki puncak sebagai sup terbaik di dunia versi ensiklopedia kuliner Taste Atlas pada Jumat (28/7/2023).

Rawon yang identik dengan kuah pekat berwarna hitam menduduki peringkat pertama dalam daftar.

Makanan itu mengungguli shoyu ramen (Jepang), tom kha gai (Thailand), dan tonkotsu ramen (Jepang). Lantas, apa itu rawon?

Apa itu rawon

Melalui laman resminya, Taste Atlas menuliskan bahwa rawon adalah hidangan khas Indonesia yang berasal dari Jawa Timur.

Makanan berkuah tersebut dibuat dengan daging sapi yang direbus perlahan dengan beberapa bumbu, seperti daun jeruk, serai, jahe dan cabai.

"Elemen kuncinya adalah buah keluak, kacang hitam khas Indonesia," tulis Taste Atlas.

Taste Atlas juga mengatakan, keluak yang menjadi bumbu rawon ditumbuk dengan bahan dan rempah-rempah lainnya.

Bumbu tersebut memberikan rasa asam dan gurih serta warna hitam pekat yang unik pada hidangan ini.

"Asal muasal hidangan ini diyakini berasal dari kota Surabaya, ibu kota Jawa Timur," kata Taste Atlas.

Baca Juga: Sering Dibagi Tetangga yang Baru Melahirkan, Ini Makna dari Bubur Merah Putih yang Belum Banyak Orang Tahu

Ciri khas rawon

Rawon yang berada di urutan teratas sup terenak di dunia dikenal karena punya ciri khas yang membedakan makanan ini dengan hidangan lainnya.

Ciri khas rawon berada di warna hitam pada makanan ini yang berasal dari keluak.

Menurut Sous Chef Kampi Hotel Surabaya Erick Purwoko, bumbu tersebut jarang dipakai pada masakan lain.

Warna hitam pekat yang dihasilkan dari kluwek membuat raon terlihat menarik, menurut Erick.

"Rawon tanpa kluwek itu gak mungkin, sudah jadi ciri khasnya," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Terpisah, Executive Chef JW Marriott Surabaya Andri Aryono menyampaikan, makanan tersebut tidak bisa disebut rawon bila tidak menggunakan keluak.

Meski keberadaan keluak tak bisa digantikan, isian rawon bisa dipadukan dengan daging, buntut, maupun iga.

"Khasnya pasti keluak soalnya yang lain bisa diganti cuma keluak gak bisa diganti begitu keluak dihilangkan, dia jadinya soto," ujar Andri.

Asal-usul rawon

Sementara rawon menduduki peringkat nomor 1 sebagai sup terenak di dunia, makanan ini punya rekam jejak panjang dalam sejarah kuliner Indonesia.

Dilansir dari Indonesia Kaya, sejak kapan rawon muncul memang memerlukan penelitian secara intensif.

Meski begitu, sudah ada jejak yang memberi tanda bahwa makanan tersebut sudah eksis sebelum Indonesia berdiri sebagai sebuah negara.

Baca Juga: Jadi Makanan Nomor 1 Terenak di Dunia, Rendang di Negara Ini Sampai Dijual dengan Harga Selangit

Menurut Sri Fajar Ayuningsih dalam "Pelestarian Rawon Nguling sebagai Nilai Tambah pada Pengembangan Wisata Kuliner Tradisional Indonesia" di jurnal Bijak (2017), informasi soal rawon sudah termaktub di beberapa kitab sastra Jawa Baru pada abad ke-18.

Tak sampai di situ, beberapa kitab Jawa Baru juga memuat keluak yang menjadi bumbu penting dalam rawon.

Di sisi lain, catatan rawon juga terdapat dalam Kakawin Bhomakawya, kakawin terpanjang yang berasal dari Jawa Timur, yakni rarawwan (sayur rawon) serta enak ikan rarawwan amar?g-mar?gi (rawon enak dan mengenyangkan).

Jejak rawon di Jawa Timur

Ada beberapa warung di Jawa Timur yang dikenal karena sajian rawonnya.

Salah satunya warung rawon Nirom di Kota Surabaya yang sudah ada sejak 1950-an.

Warung tersebut diberi nama Nirom karena berada di depan gedung Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij atau disingkat Nirom yang merupakan stasiun radio Hindia Belanda.

Karena warung Nirom buka ketika tengah malam, warung ini juga dikenal dengan nama rawon setan.

Tak hanya di Surabaya, Probolinggo yang berjarak sekitar 106 kilometer dari Kota Pahlawan juga memiliki keterkaitan dengan rawon.

Hal itu dapat dilihat dari keberadaan Warung Lumayan yang sudah ada sejak 1942.

Warung ini berada di pinggir Jalan Raya Tongas yang dulu dikenal sebagai Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) Anyer-Panarukan.

Ciri khas dari warung Lumayan adalah rawon yang disajikan di sini dihidangkan dengan alas daun pisang.

Baca Juga: Tips Memilih Kluwek yang Tua untuk Hidangan Rawon, Salah Satunya dengan Dikocok-kocok

Rawon Nguling yang terkenal di Jawa Timur

Rawon Nguling berlokasi di Jalan Zainul Arifin Nomor 62, Kiduldalem, Kecamatan Klojen. Rawon Nguling buka setiap hari, pukul 07.00 sampai 15.30 WIB.

Rawon Nguling sudah ada sejak tahun 1983, adalah tempat makan legendaris wajib dicoba saat ke Malang. 

Nasi Rawon, Nasi Lodeh, Nasi Pecel, Rawon Daging, Rawon Dengkul, Gule Kambing, Penyet Telur, dan Urap Urap merupakan beberapa menu yang tersedia di Rawon Nguling.

Tak cuma itu saja, ada juga sajian lainnya, seperti Sayur Asem, Lodeh, Penyet Tahu, Perkel, Tahu Tempe, Pepes Tongkol, Sambal Goreng Tahu, dan Sup Sayur.

Satu porsi menu salah satu tempat makan rawon legendaris di Malang ini berkisar mulai Rp 10.000-Rp 100.000-an.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Rawon Jawa Timur, Sup Terenak di Dunia Versi Taste Atlas