Sejarah Rujak Cingur yang Jadi Kuliner Khas Surabaya, Pernah Disebut Jadi Makanan Raja Firaun, Benarkah?

By Amelia Pertamasari, Minggu, 13 Agustus 2023 | 13:10 WIB
Sejarah rujak cingur. (Ika Rahma)

Ngalor ngidul liwat toko ngumbah moto. Masio mung nyenggal nyenggol ati lego

Sopo ngerti nasib Awak lagi mujur. Kenal anake sing dodol rujak cingur.

Pada tahun 1986, Kompas memberitakan bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur bersama Kanwil Deparpostel Jatim mengadakan festival Makanan Khas Jawa Timur (MKJT), yakni disebutkan salah satunya adalah rujak cingur.

Pada saat itu, selain dilakukan inventarisasi makanan khas Jawa Timur, juga ditegaskan bahwa ciri makanan khas Jawa Timuran adalah tidak terlalu manis dan tidak terlalu pedas, menggunakan petis udang/pindang, serta memakai bumbu rempah dan lemak yang tidak berlebihan.

Ciri-ciri makanan itu adalah ciri umum. Sebab, disebutkan ada juga makanan Madura di mana cenderung asin, dan kuliner Madiun yang berciri manis karena terpengaruh Jawa Tengah.

Rujak Cingur Genteng Durasim yang Legendaris

Tempat makan rujak cingur legendaris di Surabaya yang patut masuk daftar kulineran adalah Rujak Cingur Genteng Durasim yang berdiri mulai 1940-an.

Alamat Rujak Cingur Genteng Durasim di Jalan Genteng Durasim Nomor 29, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. Buka pukul 10.30-17.30 WIB.

Kamu dapat menyantap sayuran, cingur, irisan nanas, mangga, tempe, tahu, dan mi kuning dengan mengeluarkan bujet lebih kurang Rp 35.000.

Selain rujak cingur, tempat kuliner tersebut juga menyajikan sop buntut yang juga populer.

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul Rujak Cingur, Hibriditas Rujak Buah dan ”Djanganan” dari Jawa

Baca Juga: Yang Doyan Kerupuk Merapat, Ini Ternyata Nama Kerupuk Tertua di Indonesia, Cek Juga Sejarahnya Berikut ini