Sebagai produk hewani, mentega memiliki kadar kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi yang tidak ada dalam margarin.
Margarin, di sisi lain, memiliki lebih banyak lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal (jenis yang baik!), tetapi juga sering mengandung lemak trans (jenis yang sangat buruk!).
Komposisi masing-masing menjelaskan mengapa mentega jauh lebih padat daripada margarin pada suhu kamar, karena lemak jenuh membuat ikatan padat yang tetap kaku sampai panas diterapkan.
Itu sebabnya Anda bisa menyimpannya di rak biasa.
Meskipun sebagian besar pembuat roti dan juru masak lebih menyukai mentega karena rasanya yang tak tertandingi, margarin memang memiliki tempatnya tersendiri.
Karena kandungan airnya yang tinggi, makanan yang dipanggang dengan margarin biasanya memiliki tekstur yang lebih lembut.
Mentega dan margarin mungkin memiliki kesamaan, tetapi pada dasarnya berbeda.
Mengetahui bagaimana masing-masing diterapkan dengan baik akan menghasilkan lebih banyak kesuksesan dapur dan banyak makanan.
Dikutip dari Kompas, perbedaan mentega dan margarin ini juga terletak pada nilai gizi yang terkandung.
Mentega mengandung sejumlah nutrisi yang tidak ditemukan pada makanan lainnya.
Misalnya, mentega yang dibuat dari susu sapi yang diberi makan rumput akan mengandung vitamin K2, vitamin yang dapat memperbaiki kesehatan tulang.
Selain vitamin K2, mentega dari bahan dasar yang baik ini juga mengandung asam lemak CLA, Butyrate, dan Omega 3.
Akan tetapi, mentega yang terbuat dari susu sapi yang diberi pakan dedak, nutrisi yang terkandung lebih sedikit.
Meski kaya nutrisi yang dibutuhkan tubuh, namun mentega juga mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi, sehingga konsumsinya harus dibatasi.
Sedangkan margarin kaya akan lemak tak jenuh ganda.
Studi menunjukkan bahwa makan lemak tak jenuh ganda sebagai pengganti lemak jenuh dapat mengurangi risiko terjadinya masalah jantung.
Meski demikian, banyak margarin yang mengandung lemak trans tinggi yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis.