Selain konsumsi kedelai yang berlebihan, kegemukan pada anak laki-laki juga berpengaruh pada kadar testosteronnya.
"Testosteronnya akan rendah dibanding yang seharusnya, konsekuensinya pertumbuhan genetalianya terhambat," papar dokter dari RS Fatmawati Jakarta ini.
Ia mengatakan, ada beberapa ciri anak yang memiliki kadar testosteron rendah, misalnya skrotumnya tinggi dan tidak berwarna kehitaman atau penisnya sangat kecil.
"Biasanya orangtua justru senang kalau warna kulit testis anaknya bersih dan mulus seperti warna kulit perut, padahal itu yang salah. Justru yang sehat itu yang hitam dan menggantung," kata Nugroho.
Untuk memastikan kadar testosteron memang diperlukan pemeriksaan darah.
Jika kadar testosteron anak memang rendah, diperlukan terapi sulih hormon sebelum anak masuk usia pubertas.
"Kalau tidak diatasi sebelum pubertas, sudah terlambat dan pasti tidak bisa diobati. Yang terganggu kesuburannya karena testisnya kurang baik sehingga tidak bisa menghamili," katanya.
Meski begitu masih ada pro kontra mengenai efek kedelai bagi pria.
Sebuah risettahun 2011 meneliti efek kedelai pada pria berusia 19 tahun yang mengonsumsi kedelai dalam jumlah besar sebagai bagian dari pola makan vegan.
Setelah analisis yang cermat, periset menyimpulan konsumsi kedelai berefek pada disfungsi ereksi dan hiposeksualitas.