Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan memiliki solusi sederhana.
Solusinya bisa dilakukan hanya dengan mengubah cara masaknya.
Menurut studi, mereka memasak beras menjadi nasi dengan menggunakan coffee percolator atau cerek yang digunakan untuk menyeduh kopi.
Dengan cara ini, arsenik dalam beras bisa menghilangkan senyawa tersebut sampai 85 persen.
"Ini adalah terobosan sebagai solusi mengurangi arsen anorganik dalam makanan," katanya.
"Dalam penelitian, kami pikirkan kembali metode memasak nasi untuk mengoptimalkan penghapusan arsen anorganik. Dan kami temukan bahwa dengan teknologi peresapan, di mana air rebusan terus melewati beras dalam aliran konstan, kita bisa memaksimalkan penghilangan kandungan arsenik."
Menurut European Food Standards Authority, beras mengandung arsenik 10 kali lebih tinggi dibanding makanan lain.
Hal ini juga disebabkan karena padi adalah satu-satunya tanaman utama yang tumbuh dalam kondisi sawah 'banjir' (tergenang air).
Hal ini akan menyebabkan tingginya kandungan arsenik anorganik yang biasanya terperangkap dalam di tanah kaya mineral.
Arsenik yang 'tergenang' di air sawah inilah yang akan terserap oleh tanaman.
Baca Juga: Jangan Lama-lama di Kulkas, Nasi Sisa Kemarin Sebaiknya Segera Dimakan pada Waktu Ini!
Sebagian artikel ini telah tayang di CNN Indonesia dengan judul "Benarkah Makan Nasi Bisa Sebabkan Kanker?"