Pelestarian Pangan Lokal dan Konservasi Mata Air untuk Melawan Krisis Iklim dan Memperkuat Ketahanan Pangan

By Raka, Selasa, 24 Oktober 2023 | 13:10 WIB
Ragam pangan lokal dari sejumlah daerah di Indonesia (Isentia)

Sektor pertanian di Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim.

Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat yang rawan kekeringan, merupakan provinsi yang paling berisiko mengalami kerawanan pangan (USAID, 2022).

Koalisi Pangan BAIK telah mengkaji persepsi masyarakat terkait dampak perubahan iklim di Kabupaten Flores Timur, dengan lokasi pengambilan sampel data meliputi Desa Kawalelo, Desa Aransina, Desa Hewa, dan Desa Hokeng Jaya.

Hasilnya, pertanian tidak optimal dalam kondisi seperti ini. Curah hujan yang tidak bisa diprediksi berdampak pada ketersediaan air untuk kegiatan pertanian.

Masyarakat merasakan musim kemarau yang berkepanjangan berdampak pada kekeringan lahan budidaya pertanian. Hal ini menyebabkan sering terjadinya gagal panen.

Di samping itu, beberapa tahun terakhir terjadi intensitas hujan yang tinggi namun jumlah harihujan yang pendek sehingga menyebabkan banjir.

Keberagaman Pangan Lokal

Indonesia memiliki tingkat keragaman yang sangat tinggi.

Terkait keanekaragaman hayati, data dari Badan Pangan Nasional 2023 menunjukan bahwa Indonesia memiliki 77 jenis tanaman pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, serta 110 jenis rempah dan bumbu, serta 40 jenis bahan minuman.

Indonesia adalah rumah bagi 50 - 70 juta masyarakat adat, sekitar 18 - 25% dari total populasi (IWGIA, n.d). Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keberagaman sumber daya alam yang berlimpah dengan masyarakat yang multikultur.

Hal tersebut mendorong terbentuknya keberagaman pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Ini Dia Resep Sweet and Sour Tofu Salad, Menu Diet yang Enak Dan Bisa Bikin Perut Kenyang