Contoh, harga produk yang dicantumkan Rp 14.999 sementara harga yang sudah dibulatkan sebesar Rp 15.000. Selisih keduanya hanya Rp 1.
"Jadi sebetulnya sama saja. Tetapi, perlu berhati-hati kalau konsumen kritis malah bisa membuat kepercayaan berkurang. Tetapi, untuk orang yang price sensitive mungkin oke," tambahnya.
Dampak psikologis pembeli Psikolog sekaligus dosen di Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo menjelaskan, harga berakhiran 999 dicantumkan supaya pembeli yang berbelanja melihat nominalnya seolah-olah berada di bawahnya.
"Jadi, cenderung misalnya Rp 35.000 orang melihat Rp 35.000-nya. Tapi, kalau bikin harga Rp 34.999 maka orang akan melihat '34'-nya," ujar Ratna.
"Nah, otak kita itu meng-order-kan nomor sebegitu cepatnya. Bahkan, di luar kesadaran kita. Begitu melihat '34' seolah-olah lebih murah," jelasnya.
Trik Memikat Pembeli
Di sisi lain, Ratna juga menerangkan trik penjualan lain menyangkut harga berakhiran 999 yang membuat pembeli kepincut dengan produk yang ditawarkan.
Ia mengatakan, penjual bisa saja mencantumkan harga produk dengan "permainan" ukuran huruf yang besar dan kecil.
Misalnya, ketika sebuah produk dihargai Rp 35.000, maka nominal yang tertera akan ditulis dengan huruf besar dan jarak antarhuruf yang berdekatan.
Sementara, harga berakhiran 999 ditulis dengan jarak huruf yang agak berjauhan dan tulisannya lebih kecil.
"Jadi, itu adalah trik psikologi di mana orang cenderung melihat harga yang kecil," imbuh Ratna.
Peran Psikologi
Lebih lanjut, Ratna juga menjelaskan, pencantuman harga berakhiran 999 merupakan salah satu bagian dari psikologi di mana ilmu ini tidak hanya untuk membahas perilaku orang yang terkena gangguan mental.
Baca Juga: Bikin Syok! Harga Ayam Goreng KFC di Negara Ini Bikin Melongo, Mikir Ribuan Kali Kalau Mau Beli