SajianSedap.com - Apakah Anda pernah mendengar sakarin.
Anak-anak yang lahir tahun 90-an tentu sering mendengar istilah ini.
Sakarin sering dituding menjadi biang kerok sakit batuk atau tenggorokan.
Biasanya sakrain ditambahkan pada minuman atau makanan yang manis.
Ya, sakarin merupakan pemanis buatan yang bisa mengganti gula.
Sakarin adalah pemanis nol kalori asli, yang berasal dari abad ke-19.
Ditemukan pada tahun 1870-an oleh Constantine Fahlberg, seorang peneliti di Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland.
Sakarin telah digunakan untuk mempermanis makanan dan minuman sejak tahun 1900.
Apakah Sakarin Aman Dikonsumsi
Lalu apa bedanya dengan gula?
Tentu ada perbedaan mengenai gula dan sakarin ini.
Meski keduanya memberikan rasa manis, namun sakarin dan gula merupakan pemanis yang berbeda.
Sakarin 200–700 kali lebih manis dibandingkan gula, sehingga hanya dibutuhkan sedikit sakarin untuk menghasilkan tingkat kemanisan yang sama dengan gula.
Selain itu, sakarin bebas kalori, sedangkan gula menyediakan empat kalori per gram.
Saat Anda mengonsumsi gula, tubuh memecahnya menjadi glukosa dan fruktosa, menggunakan jumlah yang dibutuhkan untuk energi, dan menyimpan sisanya dalam berbagai bentuk untuk digunakan di masa mendatang.
Sebaliknya, saat mengonsumsi sakarin, tubuh tidak memecahnya atau menggunakannya sebagai energi.
Sebaliknya, sakarin melewati tubuh tidak berubah, tidak menghasilkan kalori dalam prosesnya.
Nah yang membuat sakarin sering dituding menjadi biang kerok tenggorokan sakit adalah takarannta yang keliru.
Bisa jadi takaran sakariin tidak sesuai yang dianjurkan.
Lantas apakah sakarin ini ini hingga ini masih aman.
Melansir dari Food Insight, hingga kini sakarin masih aman dikonsumsi.
Ini adalah salah satu dari delapan pemanis rendah dan tanpa kalori yang diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk digunakan dalam pasokan makanan AS.
Selain FDA, otoritas kesehatan global terkemuka seperti Komite Ilmiah Makanan Komisi Eropa (SCF, sekarang dikenal sebagai Otoritas Keamanan Pangan Eropa) dan Komite Ahli Bahan Tambahan Makanan Bersama FAO/WHO (JECFA) telah menyimpulkan bahwa sakarin adalah aman untuk dikonsumsi manusia.
Keamanan sakarin juga telah dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang. Standar Makanan Australia Selandia Baru, dan Kesehatan Kanada.
Berdasarkan kesimpulan pemerintah dan organisasi kesehatan di seluruh dunia, sakarin diizinkan untuk digunakan di lebih dari 100 negara.
Banyak dari persetujuan sakarin ini muncul setelah muncul kekhawatiran pada tahun 1970an tentang keamanan konsumsi sakarin.
Studi awal pada saat itu menunjukkan bahwa sakarin dikaitkan dengan kanker kandung kemih pada tikus jantan dan mungkin juga mempengaruhi manusia.
Namun melalui penelitian selanjutnya, ditentukan bahwa sakarin tidak menyebabkan kanker pada manusia, karena mekanisme biologis yang bertanggung jawab terhadap perkembangan kanker akibat konsumsi sakarin bersifat spesifik pada tikus dan tidak berlaku pada tubuh manusia.
Untuk informasi lebih lanjut tentang penelitian kanker dan konsumsi pemanis rendah dan tanpa kalori seperti sakarin, kunjungi American Cancer Society dan National Cancer Institute.
Meski begitu konsumsi sakarin bagi pengidap diabetes bisa berkonsultasi dulu dengan dokter.