Dijual Satu Tahun Sekali, Kuliner Khas Muntilan yang Konon Jadi Lokasi Asli Film Gadis Kretek Ini Bisa Dibeli dengan Harga Rp 2 Ribu Saja!

By Raka, Kamis, 16 November 2023 | 13:10 WIB
Jemunak, makanan khas Muntilan di bulan suci Ramadan (Kompas.id)

SajianSedap.com - Nama Muntilan mendadak jadi perbincangan.

Hal ini tak lepas dari terungkapnya kota M di serial Gadis Kretek yang ternyata adalah Muntilan.

Sejak tayang masyarakat bertanya, apakah kota M yang dimaksud adalah Magelang atau Madiun.

Terletak sekitar 20 kilometer di sebelah barat daya Kota Magelang dan sekitar 40 kilometer di sebelah timur Yogyakarta, Muntilan berada di dataran tinggi dengan iklim tropis yang khas Indonesia.

Seperti kota-kota lain di Jawa Tengah, Muntilan punya latar belakang budaya Jawa dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional.

Kekuatan Muntilan didasarkan pada sektor pertanian, perdagangan, dan industri kecil.

Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian, terutama tanaman pangan seperti padi, jagung, dan sayuran.

Selain itu, terdapat juga industri kecil yang mencakup pengolahan hasil pertanian dan kerajinan lokal.

Tak cuma itu saja, aneka kuliner khas Muntilan juga tidak kalah nikmat dibanding kota lainnya.

Bahkan ada salah satu kuliner yang hanya dijual satu tahun sekali.

Makanan tersebut adalah jemunak.

Baca Juga: Blendrang, 'Versi Lokal' Cream Soup Khas Muntilan yang Wajib Dicoba saat Berkunjung ke Magelang

Berkenalan dengan Jemunak

Melansir laman resmi Pemprov Jateng, jemunak memiliki cita rasa yang manis dan hanya dijual saat bulan Ramadan datang.

Makanan tradisional ini merupaka kuliner khas Gunungpring Muntilan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

“Bikinnya sudah 20 tahun lebih, dari awal bikin di Dusun Karaharjan Gunungpring Muntilan,” kata pembuat jemunak, Ponisih ditemui belum lama ini.

“Jemunak itu makanan khas puasa. Bahannya dari ketela pohon, ketan, gula jawa, kelapa, daun pisang,” terangnya.

Cara Pembuatan Jemunak

Cara membuatnya, pertama, masak ketan dahulu sampai setengah matang, sembari parut singkong.

Lalu nanti keduanya dikukus dijadikan satu. Ketika sudah matang ditumbuk.

Setelah ditumbuk, adonan itu akan ditaburi parutan kelapa yang sudah dikukus serta gula Jawa yang sudah dicairkan. Lalu dibungkus daun pisang.

“Nanti diambil bakul-bakul ke sini, dijual di sekitar Gunungpring. Selain di Gunungpring nggak ada. Mungkin ada, tapi nggak begitu laku. Ya memang ciri khasnya Gunungpring,” imbuh Ponisih yang hari itu selesai memarut 17 kg singkong.

Dalam sehari, Ponisih mengaku bisa membuat sampai 30 kg adonan jemunak. Harganya dia jual Rp2.000 per bungkus.

Untuk membuat jemunak, Ponisih dibantu dua orang, adik dan anaknya. Mereka meneruskan usaha dari orangtua Ponisih, yakni Mbah Mul (86th).

Ponisih menjelaskan, untuk memarut singkong memang harus menggunakan tangan.

Baca Juga: Fakta Menarik Getuk Lindri, Jajanan Khas Magelang yang Pernah Jadi Street Food Terenak di Asia Versi CNN

“Pakai mesin parut dulu pernah, tapi hasilnya singkong sama ketannya ndak luket (tercampur sempurna),” ujar anak kedua dari sembilan bersaudara ini.

Selain itu, masaknya juga harus pakai tungku kayu bakar. Kata Ponisih, kalau pakai kompor gas, rasa jemunak jadi kurang enak.

“Dan boros gas juga,” kata dia.

Ponisih mengaku, Sultan dari Keraton Yogyakarta pernah memesan jemunak padanya.

“Waktu itu ada acara kuliner di Gunungpring, ada utusan dari Jogja, selang berapa hari itu kok minta (dibuatkan). Lupa (pesan) berapa ya, tapi sepertinya cuma untuk konsumsi pribadi,” kisahnya.

Jangan lupa mencoba sajian ini ya Sase lovers.

Baca Juga: Kisah Unik Asal Usul Wingko Babat, Oleh-oleh Khas Semarang Namun Ternyata Bukan Berasal dari Semarang

Artikel ini telah tayang di Jatengprov dengan judul "Nikmatnya Jemunak, Camilan Buka Puasa Khas Gunungpring Muntilan"