Dikutip dari laman Medical News Today, kapsaisin senyawa kimia dalam cabai yang menghasilkan "rasa panas” saat makan makanan pedas.
Saat makan cabai, kapsaisin mengikat kelas reseptor rasa sakit yang disebut TRPV1 yang ditemukan di mulut, di permukaan lidah, dan di seluruh saluran pencernaan.
Walaupun kapsaisin tidak benar-benar membuat terbakar, tetapi ini menipu otak untuk berpikir bahwa telah terjadi perubahan suhu, yang mengakibatkan sensasi panas dan nyeri.
Tubuh juga akan berusaha membuang kapsaisin dengan meningkatkan produksi lendir, air mata, dan air liur, yang mengakibatkan hidung meler, mata berair, dan bahkan peningkatan air liur.
Saat bahan pengiritasi berpindah dari mulut ke tenggorokan dan menyebar ke sepanjang saluran pencernaan, hal ini dapat menyebabkan reaksi seperti rasa terbakar di dada, iritasi pada saraf frenikus hingga pembengkakan tenggorokan.
Artikel ini telah tayang di Kompas TV dengan judul Jangan Sembarangan, Ini Bahaya Konsumsi Tahu Panas Ditambah Cabai yang Viral di TikTok