Spesies belida ini terakhir ditemukan di pulau Jawa 172 tahun yang lalu pada tahun 1851.
Kini berkat kolaborasi riset antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan berbagai pihak, peneliti berhasil menemukan kembali spesies belida tersebut.
Penemuan ini juga sekaligus memberikan wawasan mengenai sebaran keberadaan C. lopis yaitu di tiga pulau, yakni Jawa, Sumatra dan Kalimantan.
Mengutip laman resmi BRIN, Kamis (21/12/2023) penemuan kembali ikan belida ini berdasarkan hasil koleksi yang dikumpulkan sejak November 2015 hingga September 2023 pada 34 lokasi di Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
Peneliti kemudian melakukan perbandingan data hasil sekuensing Deoxyribonucleic Acid (DNA) barcoding dengan data genetik global Barcode of Life Data (BOLD) dan karakterisasi morfologi yang dibandingkan dengan koleksi spesies Chitala lopis yang tersimpan di Natural History Museum, London.
Dari situ akhirnya tim peneliti meyakini bahwa spesies tersebut adalah C. lopis.
Temuan itu kemudian dipublikasikan di Journal of Endangered Species Research Volume 52, November 2023.
Arif Wibowo, Peneliti dan Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN yang terlibat dalam penemuan tersebut mengungkapkan, spesies yang termasuk Famili Notopteridae dan Ordo Osteoglossiformes itu adalah ikan purba dengan ciri memiliki bentuk sirip seperti kipas.
"Evolusi C. lopis diperkirakan terjadi sejak 1.200 tahun yang lalu," ungkap Arif.
Selain itu karakter morfologi C. lopis memiliki tinggi tubuh posterior dan panjang pre-dorsal lebih dominan dibandingkan dengan spesies belida lainnya.
Lebih lanjut menurut ahli, mayoritas ikan belida di Indonesia termasuk dalam spesies C.lopis.
Baca Juga: Mengenal Mangut Ikan Beong, Kuliner Khas yang Cuma Ada di Magelang