Kanton yaitu masakan dari daerah di China bagian selatan yang memiliki karakter berkuah kaldu jeroan, menggunakan rempah dan bahan yang berasal dari tepung, serta ditaburi bawang putih goreng.
Mursalin menjelaskan, perkembangan soto di Indonesia sebagian besar berangkar dari jalur perdagangan laut, java Sea Zone. Kawasan ini meliputi jalur Pantai Utara Jawa, Pesisir Selatan Kalimantan, dan Sulawesi.
Banjar adalah salah satu daerah yang juga banyak didatangi oleh para pedagang yang masuk ke Indonesia melalui jalur laut.
Hadirnya orang China di di Tanah Banjar, membuat kuliner ini mulai dikenal oleh masyarakat Banjar.
Soto yang dibawa oleh orang China kemudian ditiru, dicocokan, dan dimodifikasi agar sesuai dengan lidah orang Indonesia.
2. Terdapat dua varian
Ahli Cagar Budaya Banjarmasin Mursalin dalam webinar Potensi Soto Banjar sebagai Gastro Destination Kota Banjarmasin pada Senin (20/12/2021) mengatakan, Soto Banjar sebenarnya memiliki dua varian, yakni soto berkuah encer bening dan kuah kental dengan warna agak keruh.
3. Tidak disajikan dengan nasi
Soto Banjar memiliki beberapa varian dalam penyajian. Salah satu varian ini disajikan dengan ketupat, bukan dengan nasi.
Satu mangkuk dari Soto ini berisi ketupat, mie soun, perkedel kentang, irisan telur rebus, daun bawang, seledri, dan tentunya daging ayam yang sudah penjual suwir-suwir.
Meski tidak menggunakan nasi seperti soto pada umumnya, ketupat pada soto banjar juga mengenyangkan.
Soto banjar juga biasanya diberikan tambahan sambal dan air perasan jeruk nipis agar cita rasanya semakin segar.
4. Bahan yang digunakan berbeda dengan soto di Jawa
Bahan utama dari Soto Banjar merupakan ayam kampung. Sementara untuk bumbunya berupa bawang putih, bawang merah, dan merica.
Baca Juga: Sering Beli Tapi Banyak yang Tak Tahu Asal-usul Roti Maryam, Begini Awal Mula Kemunculannya