4 Fakta Menarik Soto Banjar Khas Kalimantan Selatan, Tidak Pakai Nasi Seperti Soto Biasanya

By Amelia Pertamasari, Sabtu, 13 Januari 2024 | 17:10 WIB
Fakta menarik soto Banjar Kalimantan Selatan. (Kompas)

SajianSedap.com - Soto Banjar merupakan salah satu hidangan yang sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia.

Hidangan ikonik dari Kalimantan Selatan ini terkenal karena rasanya yang gurih dan aroma wanginya.

Meski memang semangkuk soto Banjar sekilas tampak mirip dengan ragam soto lainnya, terutama dari segi isian.

Tetapi ada beberapa ciri khas yang membuat hidangan berkuah gurih ini lebih spesial.

Utamanya tambahan rempah-rempah yang mengeluarkan bau harum dengan rasa yang lezat dan sangat kaya memberikan kenikmatan berbeda.

Penyajiannya pun tidak menggunakan nasi seperti soto pada umumnya, melainkan dengan ketupat.

Selain itu, ada pula sederet fakta menarik dari hidanga berkuah ini. Simak berikut ini!

Fakta Menarik Soto Banjar

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta menarik Soto Banjar Khas Kalimantan Selatan.

1. Sejarah soto banjar

Kuliner soto datang ke Indonesia dibawa oleh orang China. Ada berbagai macam versi penyebutan nama soto.

Ada yang menyebut sebagai jao to, shao du, dan zhu du. Ketiga nama ini mengarah kepada satu konsep yang sama, yaitu menggunakan jeroan sebagai bahan dasar makanan.

"Kuliner yang berakhiran "do" atau "to" itu memiliki konsep jeroan," kata Mursalin. Shau du atau jao to merupakan tipikal masakan kanton.

Baca Juga: Sebelum jadi Camilan Favorit Se-Indonesia, Ternyata ini Nama Asli dari Martabak Manis

Kanton yaitu masakan dari daerah di China bagian selatan yang memiliki karakter berkuah kaldu jeroan, menggunakan rempah dan bahan yang berasal dari tepung, serta ditaburi bawang putih goreng.

Mursalin menjelaskan, perkembangan soto di Indonesia sebagian besar berangkar dari jalur perdagangan laut, java Sea Zone. Kawasan ini meliputi jalur Pantai Utara Jawa, Pesisir Selatan Kalimantan, dan Sulawesi.

Banjar adalah salah satu daerah yang juga banyak didatangi oleh para pedagang yang masuk ke Indonesia melalui jalur laut.

Hadirnya orang China di di Tanah Banjar, membuat kuliner ini mulai dikenal oleh masyarakat Banjar.

Soto yang dibawa oleh orang China kemudian ditiru, dicocokan, dan dimodifikasi agar sesuai dengan lidah orang Indonesia.

2. Terdapat dua varian

Ahli Cagar Budaya Banjarmasin Mursalin dalam webinar Potensi Soto Banjar sebagai Gastro Destination Kota Banjarmasin pada Senin (20/12/2021) mengatakan, Soto Banjar sebenarnya memiliki dua varian, yakni soto berkuah encer bening dan kuah kental dengan warna agak keruh.

3. Tidak disajikan dengan nasi

Soto Banjar memiliki beberapa varian dalam penyajian. Salah satu varian ini disajikan dengan ketupat, bukan dengan nasi.

Satu mangkuk dari Soto ini berisi ketupat, mie soun, perkedel kentang, irisan telur rebus, daun bawang, seledri, dan tentunya daging ayam yang sudah penjual suwir-suwir.

Meski tidak menggunakan nasi seperti soto pada umumnya, ketupat pada soto banjar juga mengenyangkan.

Soto banjar juga biasanya diberikan tambahan sambal dan air perasan jeruk nipis agar cita rasanya semakin segar.

4. Bahan yang digunakan berbeda dengan soto di Jawa

Bahan utama dari Soto Banjar merupakan ayam kampung. Sementara untuk bumbunya berupa bawang putih, bawang merah, dan merica.

Baca Juga: Sering Beli Tapi Banyak yang Tak Tahu Asal-usul Roti Maryam, Begini Awal Mula Kemunculannya

Tidak seperti soto khas dari Jawa yang menggunakan kunyit dalam proses memasaknya, soto ini tidak menggunakan kunyit. Namun, sebagai gantinya menggunakan rempah-rempah.

Rempah-rempah yang terpakai seperti biji pala, kayu manis, kapulaga, dan cengkeh. Daging ayam masuk ke rebusan air bersama dengan jahe, daun salam, dan garam.

Kemudian rempah dan bumbu tadi ditumis serta dicampurkan ke dalam kuah kaldu sisa dari rebusan ayam.

Kombinasi antara rempah-rempah dan kaldu ayam akan menghasilkan cita rasa yang khas untuk Soto Banjar.

Baca Juga: Asal-usul Ayam Betutu, Sajian Kaya Rempah Khas Bali yang Mendunia