Untuk bentuknya sendiri sangat unik, karena lilitan tambang tersebut dihias dengan warna yang sangat indah.
Kue tambang ini ada yang menyebutnya dengan kue puntir karena proses membuatnya dengan di puntir-puntir.
Orang Jawa sering menyebutnya dengan sebutan kue untir-untir.
Kue tambang seperti ini mudah untuk didapatkan di pasar-pasar tradisional maupun toko kue dengan harga yang terjangkau, dengan ukuran cukup besar maupun berukuran kecil.
Sedangkan jika dilihat dari rasanya, untir-untir agak manis dengan aroma khas kue tambang sehingga tidak heran jika banyak yang suka dengan kue seperti ini.
Kue tambang atau kue untir-untir kemungkinan berasal dari Cina dan dibawa ke Indonesia.
Pasalnya sumber tersebut menyebutkan pada tahun 1960an ada 2 orang penduduk desa Bugo(Jepara) yang bekerja pada pabrik roti milik orang Cina di Kudus, karena hal tersebut sehingga otomatis mereka bisa menguasai teknik pembuatan roti dari pabrik tersebut.
Kue untir-untir atau kue tambang memiliki makna persatuan kembali karena bentuknya yang mirip dengan tali.
Kue ini memiliki tekstur renyah dan agak keras.
Dalam proses pembuatannya, adonan kue dipilin dan digoreng hingga kecokelatan.
Kue untir-untir atau ma hua dalam bahasa Mandarin, awalnya dimakan pada saat titik balik matahari musim panas.
Baca Juga: Berdiri Sejak 1958, Mi Ayam Halal ini Selalu Ramai dan Jadi Tujuan saat Tahun Baru Imlek di Medan