SajianSedap.com - Pernahkah Anda memakan untir-untir?
Camilan satu ini merupakan salah satu makanan populer yang ckuppopuler, khususnya di Jawa Tengah dan Jogja.
Rasanya sendiri manis dan gurih.
Biasanya makanan ini sering juga disajikan sebagai camilan saat lebaran loh.
Cara pembuatannya juga cukup mudah.
Berbagan utama tepung terigu, serta penambahan bahan tambahan lain, Anda bahkan bisa membuatnya sendiri.
Untuk cara membuatnya Anda bisa kunjungi di sini.
Asal-usul Untir-untir
Nah membahas soal untir-unrit, meski namanya begitu sangat 'njawani' alias menggunakan bahasa jawa, panganan satu ini disebut bukan berasal dari Jawa loh.
Bahkan makanan ini disebut mirip dengan mahua dari China.
Lantas seperti apa sebenarnya asal-usul untir-untir ini?
Melansir daari Tribun Wiki, penamaan untir-untir ini memang terinspirasi dari bentuk sajian kue yang melilit serupa dengan tambang.
Baca Juga: Asal-usul Capcay, Kondang di Indonesia Tapi Tidak Dikenal di Tiongkok, Kok Bisa?
Untuk bentuknya sendiri sangat unik, karena lilitan tambang tersebut dihias dengan warna yang sangat indah.
Kue tambang ini ada yang menyebutnya dengan kue puntir karena proses membuatnya dengan di puntir-puntir.
Orang Jawa sering menyebutnya dengan sebutan kue untir-untir.
Kue tambang seperti ini mudah untuk didapatkan di pasar-pasar tradisional maupun toko kue dengan harga yang terjangkau, dengan ukuran cukup besar maupun berukuran kecil.
Sedangkan jika dilihat dari rasanya, untir-untir agak manis dengan aroma khas kue tambang sehingga tidak heran jika banyak yang suka dengan kue seperti ini.
Kue tambang atau kue untir-untir kemungkinan berasal dari Cina dan dibawa ke Indonesia.
Pasalnya sumber tersebut menyebutkan pada tahun 1960an ada 2 orang penduduk desa Bugo(Jepara) yang bekerja pada pabrik roti milik orang Cina di Kudus, karena hal tersebut sehingga otomatis mereka bisa menguasai teknik pembuatan roti dari pabrik tersebut.
Kue untir-untir atau kue tambang memiliki makna persatuan kembali karena bentuknya yang mirip dengan tali.
Kue ini memiliki tekstur renyah dan agak keras.
Dalam proses pembuatannya, adonan kue dipilin dan digoreng hingga kecokelatan.
Kue untir-untir atau ma hua dalam bahasa Mandarin, awalnya dimakan pada saat titik balik matahari musim panas.
Baca Juga: Berdiri Sejak 1958, Mi Ayam Halal ini Selalu Ramai dan Jadi Tujuan saat Tahun Baru Imlek di Medan
Namun sekarang, kudapan ini juga dimakan saat Imlek.
Kemudian pada tahun 1970an mereka memutuskan berusaha untuk membuat usaha sendiri dari hasil ketrampilan yang didapat dan diantarannya adalah membuat kue untir-untir.
Namun pada masa itu makanan-makanan seperti ini hanya golongan menengah keatas saja yang mampu untuk membelinya, sehingga dahulu bisa dibilang sebagai makanan mewah.
Sementara itu, untir-untir sendiri kini juga mulai langka.
Terbukti, anak-anak era kekinian bahkan bisa jadi tak tahu soal untir-untir ini.
Jangan sampai makanan tradisional ini hilang begitu saja jika tidka dilestarikan ya Sase Lovers.
Baca Juga: Resep Imlek Berkuah Gurih yang Paling Ditunggu, Pastinya Resep Bakso Cumi Rebung