Masakan ini banyak disajikan sebagai menu wajib pada acara kenduri atau hajatan masyarakat setempat.
Ikan tongkol yang diolah berasal dari ikan yang telah dikeringkan selama beberapa hari sehingga nyaris tidak ada lagi kandungan airnya.
Sepintas teksturnya yang kering ini membuat ikan lebih mirip seperti kayu. Karena itu ikan kering ini disebut sebagai ikan kayu.
Menurut Tengku Rusli, pemilik kedai makan di Pango Raya, Banda Aceh, ikan yang dipilih sebagai bahan keumamah harus ikan yang masih segar.
Kemudian ikan tadi dibersihkan isi dalam perutnya dan dibuang bagian kepalanya.
Ikan direbus didalam air yang sudah ditaburi garam hingga setengah masak. Setelah ditiriskan ikan dikeringkan di terik matahari.
Setelah kering, ikan kemudian dibelah menjadi dua bagian untuk dibuang bagian tulangnya.
Kemudian dijemur kembali sekitar tiga hari dalam kondisi terik matahari.
Hasilnya, membuat bobot ikan bisa berkurang hingga 70 persen dari berat ketika baru ditangkap.
Tetapi jangan khawatir, cita rasa asli dari ikan tongkol yang gurih dan berlemak tetap dapat dirasakan.
Ikan kayu ini diyakini mampu bertahan hingga dua tahun untuk bisa dijadikan bahan utama keumamah karena sudah direbus dalam air garam dan melalui proses pengeringan yang lama.
Baca Juga: Sate Bulayak, Sate Khas Pulau Lombok yang Sarat Makna dan Budaya