SajianSedap.com - Gorengan sering menjadi pilihan menu untuk berbuka puasa bagi banyak orang karena rasanya yang gurih dan renyah.
Seperti tahu goreng, tempe goreng, pisang goreng, atau mendoan
Ada juga berbagai macam gorengan modern yang kini semakin populer, seperti bakso goreng, risoles, lumpia, atau dadar gulung.
Selain nikmat, harga gorengan pun terbilang cukup murah dan terjangkau untuk banyak orang.
Apalagi di waktu Ramadan nanti berjamur penjual gorengan sehingga mudah mendapatkannya.
Namun, perlu diingat bahwa meskipun gorengan memang lezat.
Konsumsi yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan karena tingginya kandungan lemak dan kalori.
Untuk itu jika Anda tetap ingin mengonsumsi gorengan cobalah buat sendiri di rumah agar lebih sehat.
Berikut tips mengolah gorengan agar lebih sehat dari pakar kesehatan yang bisa diterapkan untuk takjil berbuka puasa selama Ramadan.
Pakar kesehatan dokter Fanny R Imannuddin memberikan setidaknya empat tips mengolah gorengan agar lebih sehat, yakni:
1. Ganti tepung terigu dengan tiga jenis tepung
Fanny menyarankan adonan gorengan yang biasanya menggunakan tepung tapioka atau terigu diganti dengan tepung singkong atau mocaf dan tepung jagung atau tepung almond.
Baca Juga: Praktis, Berikut Ini 3 Menu Takjil Buka Puasa dari Buah Naga yang Menyegarkan
"Saya lebih menganjurkan tepung singkong, mocaf, akan jauh lebih sehat atau jagung atau tepung almond," kata Fanny, Jumat (24/3/2023) dilansir dari Antara.
2. Hindari penggunaan tepung beras
Meski membuat gorengan lebih renyah, Fanny menyarankan agar penggunaan tepung beras dihindari.
Pasalnya, tepung beras mengandung glutten yang cukup tinggi, sehingga bisa membuat penyerapan nutrisi di dalam saluran pencernaan tidak maksimal.
"Sebaiknya murni saja karena kalau dari beras itu glutten cukup tinggi. Kalau konsumsi yang gluttennya cukup tinggi, proteinnya itu nanti lengket di pencernaan akhirnya nutrisi jadi tidak lancar, tidak bisa diambil secara maksimal," ujarnya.
3. Gunakan minyak kelapa untuk menggoreng
Fanny menyarankan agar minyak yang digunakan untuk menggoreng adalah minyak kelapa karena termasuk lemak jenuh yang masih dinilai sehat.
4. Hindari penggunaan minyak jelantah
Minyak jelantah atau minyak yang digunakan berkali-kali hingga berwarna gelap, kata Fanny, mengadung lemak jenuh (trans fat).
"Kalau gorengan yang kita konsumsi dari minyak yang berkali-kali dipakai, warnanya sampai berubah hitam tentunya trans fatnya sudah tinggi. Yang kita harapkan konsumsi makanan rendah trans fat," jelasnya.
Di sisi lain, dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menyarankan agar penderita penyakit mag tidak menyantap gorengan saat sahur atau berbuka puasa selama Ramadan.
"Hindari makanan-makanan berminyak seperti gorengan, kemudian makanan yang terlalu asam atau pedas, misalnya sambal, dan juga jauhi minuman bersoda serta minuman yang mengandung kafein,” ujarnya dilansir dari video edukasi Rumah Sakit Akademik UGM, Jumat (15/4/2022).
Ia menerangkan, kondisi perut yang kosong sekitar 12 jam ketika berpuasa bisa membuat asam lambung bergejolak, sehingga memengaruhi lambung dan area sekitarnya.
Oleh karena itu, orang yang menderita penyakit lambung umumnya merasa tidak nyaman di bagian perut, baik terasa penuh, terasa perih, atau merasa mual dan muntah.
Baca Juga: Dijual Mulai dari Rp 8 Ribu, Makanan khas Imlek dari Pontianak ini Juga Jadi Takjil saat Puasa
Jangan makan terlalu banyak saat berbuka!
Meski saat berbuka semua makanan terlihat menggiurkan, kita perlu ingat untuk tidak berlebihan makan maupun minum saat berbuka.
Mulai kegiatan berbuka dengan mengonsumsi makanan ringan seperti kurma dan air putih, sebelum mengonsumsi makanan berat. Kurma adalah sumber energi yang baik bagi tubuh.
Buah yang satu ini juga membantu mengeluarkan enzim pencernaan, sebagai persiapan untuk masuknya makanan ke tubuh.
Kita juga disarankan untuk tidak makan terlalu cepat dan memberikan waktu bagi tubuh, mencerna makanan yang masuk.